Find Us On Social Media :

Mohamed El-Erian, Ekonom Dunia yang Keluar dari Pekerjaan Setelah Anaknya Membuat Daftar Kejadian Penting yang Dilewatkan Sang Ayah

By Ade Sulaeman, Kamis, 24 Agustus 2017 | 20:40 WIB

Intisari-Online.com - Tahun lalu, seorang ekonom ternama di Amerika Serikat baru saja keluar dari pekerjaannya sebagai chief executive di salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.

Mohamed El-Erian, sang ekonom, keluar dari pekerjaan setelah anaknya membuat daftar kejadian penting yang telah dilewatkan sang ayah.

Saat itu bisa dibilang, dengan posisi sebagai chief executive PIMCO, ekonom lulusan Oxbridge itu sangat berpengaruh di dunia investasi. Sebuah posisi yang membuat berbagai rumor muncul pasca pengunduran diri tersebut.

Nyatanya, El-Erian mengaku dirinya memilih untuk mengundurkan diri karena merasa terhenyak setelah beberapa kali meminta putrinya yang baru berusia 10 tahun untuk menyikat gigi. Ternyata sang anak tak kunjung berhasil menyikat gigi dengan baik.

Tak lama, sang anak pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah catatan yang berisi 22 daftar penting dalam hidupnya yang telah dilewatkan sang ayah.

El-Erian langsung menggigil setelah menyadari dirinya berkutat dengan urusan dunia investasi justru saat anaknya masuk sekolah untuk pertama kalinya, menyaksikan pertandingan sepak bola untuk pertama kali serta parade Halloween pertama sang anak.

Ekonom yang penghasilannya di PIMCO dilaporkan mencapai sebanyak AS$100 juta (sekitar Rp1.198 miliar) per tahun ini lalu menyadari: “Keseimbangan kehidupan-kerja saya sudah rusak, dan ketidakseimbangan itu menyakiti hubungan yang sangat khusus antara saya dengan putri saya. Saya tidak memberikan cukup waktu untuknya.”

Pakar investasi berusia 56 tahun, tahun lalu bertukar perannya di markas PIMCO ini California untuk "bekerja paruh waktu", termasuk dalam perannya sebagai kepala penasehat di Allianz.

Ekonom yang secara teratur ada dalam daftar ekonom dunia yang paling kuat atau berpengaruh tersebut menyadari waktunya akan lebih bermakna jika dihabiskan menjadi ayah yang baik dibanding menjadi investor yang baik.

Menyadari bahwa kemewahan yang dimilikinya sekarang tidak dapat dimiliki setiap orang, El-Erian berharap “Perusahaan lebih memperhatikan pentingnya keseimbangan kehidupan-kerja sehingga semakin banyak orang akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk melakukan beragam hal penting dalam hidup mereka.“

(independent.co.uk)