Jelas Bikin AS Panas-Dingin, Ada 3 Negara Arab Ini Justru Pilih Gabung Kubu Rusia-China Ketimbang ke Amerika, Negara Manakah yang Dimaksud ?

Afif Khoirul M

Penulis

Pertemuan anggota kelompok kerjasama BRICS dari kiri ke kanan (ki-ka): Presiden Jair Bolsonaro (Brasil), Presiden Vladimir Putin (Rusia), Presiden Xi Jinping (China), Presiden Cyril Ramaphosa (Afrika Selatan), dan Perdana Menteri Narendra Modi (India). BRICS jadi kelompok yang membuat posisi Quad ti

Intisari-online.com - Setelah Iran dan Argentina, tiga negara lagi mendaftar untuk bergabung dengan Group of Emerging Economies (BRICS) termasuk Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Presiden Forum Internasional BRICS Purnima Anand mengatakan bahwa Turki, Mesir dan Arab Saudi dapat "segera" bergabung dengan Kelompok Ekonomi Berkembang, kantor berita Sputnik pada (14/7) mengutip informasi dari surat kabar Izvestia. Rusia) mengatakan.

Anand mengatakan Rusia, China dan India membahas hal ini pada KTT BRICS ke-14 , yang berlangsung online pada 23 dan 24 Juni.

"Negara-negara ini semua telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dan sedang mempersiapkan diri untuk melamar menjadi anggota BRICS," katanya.

"Saya kira ini pertanda baik karena ekspansi suatu organisasi selalu dilihat ke arah yang positif. Ini juga akan meningkatkan pengaruh dari BRICS di dunia," tambahnya.

"Saya yakin ketiga negara yang sudah menyatakan keinginannya untuk bergabung akan segera bergabung dengan BRICS karena anggota inti kelompok itu semuanya tertarik untuk berekspansi," kata Anand.

Presiden Forum Internasional BRICS menambahkan bahwa Turki, Mesir dan Arab Saudi "telah memulai proses persiapan untuk bergabung.

Namun, kata Anand, bergabung dengan kelompok tiga negara ini tidak akan terjadi secara bersamaan.

Baca Juga: Ketakutan Setengah Mati dengan Rusia dan China, Amerika Serikat Mendadak Tenggelamkan Kapal Induk Miliknya Meski Menyimpn Sejarah Besar, Terkuak Ini Alasannya!

Sebelumnya, Li Kexin kepala Departemen Urusan Ekonomi Internasional, di bawah Kementerian Luar Negeri China, menyebutkan kemungkinan perluasan BRICS.

"Ada beberapa negara seperti Indonesia, Turki, Arab Saudi, Mesir dan Argentina yang berada di ambang pintu kelompok itu," kata Li dalam konferensi pers usai KTT BRICS di Beijing pada Juni lalu.

Pejabat China menambahkan bahwa negara-negara BRICS sepakat bahwa kelompok itu harus terbuka untuk anggota baru tetapi tetap mempertahankan prinsip aslinya.

"Saya percaya negara-negara dalam kelompok itu memahami kebutuhan untuk berkembang dan memiliki wajah baru," Li menekankan.

Pada 27 Juni, Iran dan Argentina mendaftar untuk bergabung dengan BRICS.

Meskipun BRICS bukan blok perjanjian, ia memiliki "mekanisme yang sangat inovatif dengan aspek yang luas", kata kantor berita Tasnim mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

The Global Times (China) baru-baru ini mengutip Sabino Vaca Narvaja, duta besar Argentina untuk China, yang mengatakan, "Mekanisme kerja sama BRICS sangat penting untuk pembangunan yang baru, multipolar dan keseimbangan".

"Kami sangat tertarik untuk bergabung dengan BRICS karena ini merupakan mekanisme kerja sama dengan semua anggota yang merupakan negara berkembang. Tidak ada ikatan dan semua kerja sama untuk kebaikan bersama," katanya Narvaja.

Pada akhir Juni, negara-negara BRICS berpartisipasi dalam KTT BRICS ke-14 di Beijing, China.

Negara-negara Anggota sepakat untuk mengambil langkah-langkah bersama untuk memperkuat dan mereformasi tata kelola global, serta melindungi perdamaian dan keamanan internasional.

China saat ini adalah ketua bergilir BRICS. Tahun depan, yang memegang posisi ini adalah Afrika Selatan.

Selain perwakilan negara anggota BRICS, China juga mengundang para pemimpin 13 negara berkembang lainnya untuk menghadiri KTT tersebut.

Artikel Terkait