Find Us On Social Media :

Saat Harus Berjuang Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

By Ade Sulaeman, Minggu, 27 Maret 2016 | 18:30 WIB

Saat Harus Berjuang Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

“Kata dokter, fungsi paru saya yang sebelah hanya 0,2 persen. Jadi sekarang saya hidup dengan satu paru-paru,” kata Ully.

Setelah sembuh, Ully tak mau menyimpan sendiri cerita melawan TB-MDR. Ully aktif di komunitas mantan pasien TB-MDR, Pejuang Tangguh atau disingkat PETA. Perjuangan pasien TB-MDR ternyata tak hanya dalam memerangi kuman TB, tetapi stigma masyarakat dan keluarga sendiri.

Ully menceritakan, banyak teman yang terkena TB-MDR diusir dari tempat tinggal. Hubungan keluarga pun menjadi hancur, seperti diceraikan suami atau istri, bahkan seorang anak dilarang mengakui ayahnya yang menjadi pasien TB.

Ully yang sudah sembuh dari TB-MDR tak takut tertular, meski hampir setiap hari bertemu dengan pasien TB-MDR. Untuk mencegah penularan, Ully selalu memakai masker, menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga daya tahan tubuhnya tetap baik.

Keluarga maupun masyarakat yang mengucilkan pasien TB justru menghambat cita-cita pemerintah dan dunia untuk mengeliminasi hingga eradikasi kuman TB.

Dukungan keluarga sangat penting untuk mengingatkan pasien patuh minum obat sampai tuntas sehingga sembuh dari TB dan tak lagi menularkan ke orang lain.

(Dian Maharani/kompas.com)