Find Us On Social Media :

Saat Harus Berjuang Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

By Ade Sulaeman, Minggu, 27 Maret 2016 | 18:30 WIB

Saat Harus Berjuang Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

“Setiap hari, setiap jam saya batuk. Saya sempat marah, tapi bingung mau marah ke siapa,” kenang Ully.

Obat untuk TB-MDR tentu berbeda dengan TB biasa. Obat TB-MDR memiliki efek samping yang menyakitkan. Efek samping ini sering kali membuat pasien tak kuat menjalani pengobatan.

Setiap hari Ully hanya mampu tidur selama 10 menit. Ia mengalami depresi. Wanita kelahiran 9 Maret 1987 ini kemudian dirujuk ke dokter jiwa untuk diberi obat penenang. Selama satu bulan, ia juga takut masuk ke kamar mandi karena salah satu efek samping obat adalah mual.

“ Kalau ke kamar mandi, saya pasti muntah. Kalau muntah saya takut tidak sembuh,” jelas Ully.

Dukungan keluarga

Menghadapi efek samping yang menyakitkan, Ully sempat putus asa. Berat badannya turun drastis dan merasa tidak ada perbaikan. Tubuhnya lemah, sehingga sulit berjalan atau sekedar bangun dari tidur.

“Saya merasa tidak sanggup, karena dari kecil dengan obat TB seperti sudah anak kembar. Ketemu terus sama obat-obatan itu,” cerita Ully.

Bagi Ully, yang lebih menyakitkan lagi adalah ketika ia harus menjauh dari anak-anak. Setiap kali anak-anaknya ingin bermanja-manja, Ully selalu menepisnya. Ully sangat takut menularkan TB kepada orang-orang sehat di sekitarnya.

“Terasa pasrah gitu, saya bilang ke suami, saya mau stop minum obat. Enggak apa-apa saya dikeluarkan dari rumah, karena saya takut menularkan keluarga,” kata Ully.

Ully beruntung, suaminya justru memberikan dukungan tak terbatas. Ia terus diingatkan untuk minum obat agar sembuh. Ketiga anaknya pasti membutuhkan Ully. Itulah yang akhirnya membuat Ully bertahan dan semangat untuk sembuh.

“Tidak ada alasan untuk saya tidak minum obat. Support keluarga dan masyarakat penting buat kami penderita TB,” kata Ully yang pernah menceritakan perjuangannya ini di Washington, Amerika Serikat.

Maret 2013, Ully akhirnya dinyatakan sembuh dari TB-MDR oleh tim dokter RS Persahabatan, Jakarta. Pengobatan hingga sembuh total dijalani Ully selama dua tahun. Kuman TB yang diidapnya sejak kecil, ternyata telah menggerogoti paru-parunya.