Find Us On Social Media :

Bukan Mereda, Ternyata Ini Alasan Rusia Justru Makin Ganas Usai Kunjungan Jokowi, Pengamat Ungkap Beberapa Hal Ini Bisa Jadi Pemicunya

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 6 Juli 2022 | 15:09 WIB

(Ilustrasi) Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia, Jokowi.

Intisari-Online.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy serta Presiden Rusia Vladimir Putin menyita perhatian banyak publik.

Diketahui Jokowi ke Ukraina pada Rabu (29/6/2022) dan menawari Zelensky jika ingin titip pesan ke Putin, yang akan dia kunjungi keesokan harinya.

Jokowi ke Ukraina dan Rusia setelah menghadiri KTT G7 di Jerman sebagai negara mitra G7 sekaligus Presidensi G20.

Kemudian saat Jokowi di Rusia, dia mengatakan bahwa sudah menyampaikan pesan Zelensky ke Putin. 

Namun melansir Tribunnews.com, Selasa (5/7/2022), kini serangan Rusia ke Ukraina tampaknya kian agresif setelah kunjungan Presiden Jokowi ke dua negara yang sedang berperang itu.

Kemarin, Senin (4/7/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melanjutkan serangan besar-besaran di Ukraina setelah pasukannya menguasai seluruh wilayah Luhansk.

Kunjungan Jokowi Tidak Berpengaruh?

Pengamat Hukum dan Militer Rusia, Raymond Sihombing menyatakan bahwa lawatan Jokowi tidak bisa memberikan efek langsung.

Pasalnya apa yang dilakukan Jokowi adalah diplomasi jangka panjang.

"Kita tidak bisa bilang bahwa begitu Presiden Jokowi pulang dari Moskow, langsung damai. Tetapi setidaknya dari beberapa media, di sini yang saya catat ada RIA Novosti, TASS, Interfax, Kommersant, dan juga RBK yang swasta dan beberapa yang pro-Ukraina itu mencatat positif kedatangan Presiden Jokowi,” kata Raymond dikutip dari Kompas.TV.

Raymond menyebut dengan kunjungan Jokowi, Indonesia sudah menunjukkan netralitas dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina.

Bahkan, ia mengklaim kunjungan itu sebagai dukungan terhadap Moskow yang berupaya menghapus “unipolarism” sekaligus peringatan agar Rusia segera menghentikan perang.