Find Us On Social Media :

Militernya Jarang Disorot, Mongolia Sebut Pentingnya Peran Wanita dalam Operasi Perdamaian, Ternyata Diam-diam Sudah Berulang Kali Militernya Dikirim dalam Operasi Perdamaian PBB

By May N, Rabu, 6 Juli 2022 | 08:35 WIB

Ilustrasi militer wanita Mongolia yang berperan banyak dalam misi perdamaian PBB

Intisari - Online.com - Tahun ini menandai perayaan 20 tahun pengiriman pertama militer Mongolia ke dalam misi perdamaian PBB.

Dalam gerakan semi-perayaan, presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh menginisiasi konferensi internasional pertama Mongolia dalam gerakan mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325, "Wanita, Perdamaian, dan Keamanan," yang "mendesak semua aktor untuk meningkatkan partisipasi wanita dan memasukkan perspektif gender dalam semua upaya perdamaian dan keamanan PBB."

Sementara konferensi ini merupakan dukungan untuk semua wanita penjaga perdamaian, hal ini juga menjadi momen bagi diplomasi militer Mongolia untuk bersinar, seperti dilansir dari tulisan dari Bolor Lkhaajav, peneliti militer Asia Timur dan Mongolia.

Tulisannya dimuat di The Diplomat, menggarisbawahi kebangkitan militer Mongolia.

Tahun 2002, parlemen Mongolia meloloskan undang-undang yang memperbolehkan militer untuk mengirimkan tentara dalam operasi koalisi internasional.

Hasilnya adalah Mongolia mengirimkan dua peneliti militer tak bersenjata pertama dalam misi-misi PBB, satu di Republik Demokratik Kongo dan lainnya di Sahara Barat, tahun 2002.

Sejak saat itu, militer Mongolia telah mengirimkan pasukan kontingen, polisi militer, dan juga staf medis serta kemanusiaan ke negara-negara seperti Sierra Leone, Liberia, Kosovo, Sudan, Irak, dan Afghanistan.

Tahun 2019, PBB secara resmi mengakui partisipasi Mongolia dalam bantuan kemanusiaan, keamanan, dan layanan medis di belahan-belahan dunia yang sangat membutuhkan bantuan tambahan.

Dengan kebijakan luar negeri Mongolia mengejar pendekatan multi pilar, partisipasi aktif dalam misi perdamaian menguatkan diplomasi militer negara itu dengan berbagai organisasi dan kementerian pertahanan di seluruh dunia.

Selama pertemuan para Menteri Pertahanan dan Misi Perdamaian PBB di Seoul 2021 lalu, Mongolia berjanji mendirikan Pusat Penelitian dalam Operasi Perdamaian, meningkatkan pasukan perdamaian wanita dalam misi-misi PBB, menyelenggarakan konferensi internasional, dan melengkapi unit dengan kapasitas energi yang dapat diperbarui.

Konferensi “Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan” 2022 mempertemukan penjaga perdamaian perempuan dari 30 negara, termasuk Mongolia, dan 60 perwakilan serta peneliti dan cendekiawan internasional dari Uni Eropa dan misi penjaga perdamaian PBB.

Pada konferensi tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix berterima kasih kepada semua penjaga perdamaian wanita dan menekankan dukungan teguh Mongolia untuk operasi Penjaga Perdamaian PBB selama 20 tahun terakhir.