Bubarnya Daerah Istimewa Surakarta: Hanya Berdiri Sekitar 1 Tahun Setelah Pakubuwono XII Menyatakan Dukungan ke RI di Awal Kemerdekaan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Solo tempo dulu

Intisari-Online.com - Dahulu pernah ada yang namanya Daerah Istimewa Surakarta dan hanya berdiri selama sekitar 1 tahun yakni antara Agustus 1945 hingga Juli 1946.

Daerah ini berdiri setelah Pakubuwono XII menyatakan dukungan kepada Republik Indonesia yang baru diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Daerah Istimewa Surakarta (DIS) terdiri dariKesunanan yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali serta Sragen; dan Mangkunegaran yang meliputi Wonogiri dan Karanganyar.

Namun pada masa itu, pengaruhPakubuwono XII masih kalah kuat dibandingdokter Muwardi dan Barisan Banteng yang dipimpinnya.

Gerakan antimonarki mulai muncul si Surakarta besertakerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS.

Pada 17 Oktober 1945, Patih Sosrodiningrat diculik dan dibunuh oleh laskar Barisan Banteng.

Padatahun 1946, prajurit yang masih mendukung Pakubuwono XII hanya berjumlah 200 orang.

Bahkan mereka hanya berkesibukan mengurusi agama dan peribadahan saja.

Rakyat yang menjadi anggota milisi bersenjata pada akhirnyamenolak Daerah Istimewa Surakarta.

Mereka tidak ingin adadaerah kerajaan yang punya kuasa politik.

Gerakan antimonarki di Solo itu dimotori kelompok intelektual, pemuda dan pejar, di bawah pimpinan kerabat keraton, KPH Mr. Sumodiningrat.

Tak hanya itu, antaraKeraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran juga tidak ada kecocokan.

Pada 1946 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran.

Status Susuhunan Surakarta dan Raja muda Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat.

Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.

Baca Juga: Kisah Gundik Raja yang Dikutuk Jadi Buaya Putih, Awalnya Penari Keraton Surakarta yang Sangat Cantik Parasnya, Sayangnya Tega Melakukan Hal 'Menjijikkan' Ini

(*)

Artikel Terkait