Wanita Ambisius, Pemberani, dan Keterlaluan! Inilah Fulvia, Istri Mark Antony yang Selingkuh dengan Ratu Mesir Cleopatra, Bagaimana Dia Jadi Wanita Kuat di Kekaisaran Romawi?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.com – Karakter Fulvia di Kekaisaran Romawi, dianggap sebagai wanita paling kuat yang menunjukkan pengaruh luar biasa dalam urusan negara dan wanita yang sangat terkenal pada waktu itu di masyarakat.

Fulvia di Kekaisaran Romawi meninggalkan dampak yang tak terhapuskan pada sejarah Kekaisaran Romawi.

Fulvia menjadi karakter serbaguna yang bertindak di bidang yang berbeda.

Sebagai istri Mark Antony, dia bermanuver untuk memperkuat posisinya.

Dia bepergian ke berbagai tempat sehubungan dengan urusan politik, memimpin ekspedisi dan pertahanan kota sebagai Perusia (Perugia sekarang).

Fulvia menjadi karakter yang lebih proaktif di fase awal Kekaisaran Romawi, terutama sealam masa transisi Republik Romawi.

Kelalhiran Fulvia dalam keluarga yang berpengaruh, secara politik memberinya keberanian dan keterampilan untuk menghadapi tantangan yang akan datang di masa depan.

Menjadi bagian dari gens Fulvia, sebuah kongregasi dari keluarga paling terkemuka di Roma kuno, membuatnya aktif di lingkaran politik Roma.

Banyak anggota keluarganya mencapai posisi tinggi di Roma Kuno.

Visi politik Fulvia merupakan proses pembelajaran sebagai bagian dari keluarga yang paling berpengaruh.

Dia adalah putri tunggal Marcus Fulvius Bambalio dan Sempronia.

Sebagai anak tunggal, Fulvia mewarisi kekayaan orangtuanya.

Dia juga berasal dari garis keturunan yang tinggi, ini menjadi alasan pengaruh dan koneksinya di segmen masyarakat yang berpengaruh.

Fulvia kemudian menikah dengan Publius Clodius Pulcher, Gaius Scribonius Curio, dan Mark Antony.

Meskipun semua pria yang dinikahinya adalah orang-orang berpangkat tinggi dan menonjol, namun pernikahan dan kehidupannya yang lebih dikenang adalah dengan Mark Antony.

Pernikahannya dengan Publius Clodius Pulcher bisa dianggap sebagai pencapai kekuasaan oleh Fulvia.

Clodius adalah seorang politikus aktif serta seorang pria yang memelihara geng.

Geng-geng ini menjadi sumber kekuatan besar pada waktu itu.

Fulvia berhasil mempertahankan kendalinya terhadap geng.

Dia juga memenangkan kesetiaan geng setelah kematian Claudius.

Pembunuhan Clodius oleh Milo menjadi titik balik dalam kehidupan Fulvia ketika dia harus membesarkan dirinya sendiri.

Dia memindahkan tubuh Clodius di jalan-jalan kota untuk memenangkan hati orang-orang tidak hanya untuknya tetapi juga untuk keluarga.

Dia secara aktif membujuk persidangan Milo dan memberikan bukti-bukti yang diperlukan selama persidangan.

Melansir History of Yesterday, setelah kematian Clodius, Fulvia menikah dengan Scribonius Curio.

Curio meninggal pada 49 SM dalam Pertempuran Bagradas di Afrika Utara.

Setelah kematian Curio, Fulvia menikah dengan Mark Antony, ini menjadi pernikahan ketiga dan terakhir keluarga Fulvia.

Mark Antony adalah seorang politisi terkemuka dan orang kuat di Roma.

Belakangan, Fulvia turut andil dalam mempertahankan dan memantapkan posisi Mark Antony.

Dia melindungi kepentingannya sendiri, dalam ketidakhadirannya, dia bertindak lebih proaktif menjaga kepentingannya di semua bidang, yaitu politik hingga militer.

Selama Mark Antony tinggal di Mesir, Fulvia secara efektif bekerja dalam politik arus utama Roma untuk mengamankan tujuan Antony.

Dia bertemu Octavian dengan cara yang pantas.

Perang Peru menjadi bentrokan langsung antara keduanya.

Seluruh kehidupan Fulvia bak dilukiskan dengan beberaka kata, seperti wanita ambisius yang berani, keterlaluan, pemberani, bijaksana secara politik dari keluarga bangsawan Romawi.

Dia menjadi wanita paling kuat selama Republik Romawi Akhir dan pada awal Kekaisaran Romawi.

Dia memainkan peran penting dalam keputusan penting dan berhasil membela kepentingan Mark Antony.

Dia menunjukkan keberanian politik yang luar biasa bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Fulvia digambarkan sebagai wanita paling berkuasa di fase transisi republik Romawi.

Pengaruhnya menjadikannya wanita pertama dalam sejarah Romawi yang wajahnya muncul di koin.

Dari kematian Clodius hingga Mark Antony, Fulvia menunjukkan kebijaksanaan politik yang luar biasa.

Dia melanjutkan warisan Clodius dan tetap menjadi rekan Mark Antony.

Kehidupan Fulvia mencerminkan contoh terbaik pemberdayaan perempuan di Kekaisaran Romawi.

Meskipun dia wanita dari kalangan elit saat itu, dia adalah karakter yang luar biasa dengan keterampilan politik dan militernya yang unik.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Keturunan Arab, Inilah Permaisuri Julia Domma, Wanita Paling Penting di Kekaisaran Romawi, Banyak Musuh Politik Menuduhnya Berkhianat dan Berzina

Baca Juga: Bak Hilang di Antara Butiran Pasir, Inilah Kisah Mavia, Ratu Prajurit Perkasa dari Gurun Pasir yang Bikin Takut di Hati Para Pria Penguasa Zaman Kuno

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait