Find Us On Social Media :

Jokowi Akan Temui Zelensky dan Putin ke Ukraina dan Rusia sebagai Pemimpin Asia Pertama yang Lakukan Perjalanan ke Kedua Negara sejak Perang Rusia-Ukraina, Apa yang Dibahas?

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 23 Juni 2022 | 16:04 WIB

(Ilustrasi) Presiden Jokowi

Intisari-Online.com -  Sejumlah media asing tertarik untuk memberitakan rencana pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni 2022 bulan ini.

Kantor Berita Rusia TASS pada Selasa (14/6/2022) memberitakan rencana Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo di Moskwa pada 30 Juni.

Namun tak hanya itu, Jokowi ternyata juga akan bertolak ke Ukraina sekaligus untuk membahas dampak ekonomi dan kemanusiaan dari invasi Moskwa.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi pada Rabu (22/6/2022).

Retno Marsudi mengatakan Presiden Jokowi akan mengunjungi Kyiv dan Moskwa setelah mewakili Indonesia sebagai negara tamu pada KTT G7 di Jerman pada 26 dan 27 Juni.

"Dalam kunjungan ke Kyiv dan Moskwa, Presiden akan bertemu dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky dan Presiden (Vladimir) Putin," kata Retno Marsudi dalam Press Briefing secara online, Rabu.

Ini berarti Jokowi kemungkinan akan menjadi pemimpin Asia pertama yang melakukan perjalanan ke kedua negara sejak pertempuran antara Rusia dan Ukraina dimulai. 

Apa yang Dilakukan Presiden Jokowi?

Melansir Kompas.com, kunjungan Presiden menyoroti kepedulian (Indonesia) terhadap masalah kemanusiaan, mencoba berkontribusi untuk menyelesaikan krisis pangan akibat perang, serta dampaknya.

Hal itu diungkap oleh Menlu RI, yakni untuk mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh perang di Ukraina, yang mencekik pasar global dan menyebabkan kekurangan minyak goreng di dalam negeri serta melonjaknya harga untuk penduduk Indonesia.

Dilansir dari AFP, Indonesia, seperti kebanyakan negara berkembang utama, telah mencoba untuk mempertahankan posisi netral dalam perang dan telah menyerukan resolusi damai untuk konflik selama berbulan-bulan. 

Dampak lanjutan bagi Indonesia, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia adalah mendorong pemerintah untuk memberlakukan larangan ekspor komoditas yang sekarang telah dicabut pada April.