Find Us On Social Media :

Ditagih Bayar Tahun Depan, Pakistan Dilaporkan Ikuti Negara Tetangga Indonesia Ini yang Terjebak dalam Jebakan Utang China, Kucuran Dana Segar yang Tak Sebanding dengan Cara Membayarnya

By May N, Minggu, 19 Juni 2022 | 14:57 WIB

Pasukan militan Baloch yang menyerang proyek China di Pakistan

Intisari - Online.com - Ekonomi Pakistan akan mengalami kemunduran ketika baru-baru ini China menuntut pembayaran utang pada November 2023 paling lambat, seperti melansir ndtv.com.

Padahal, ekonomi Pakistan sudah rapuh dan kini akan semakin rapuh lagi.

China menuntut pembayaran sebesar USD 55,6 juta (Rp 825 miliar) untuk Proyek Garis Oranye Lahore, seperti dilaporkan publikasi Italia Osservatorio Globalizzazione.

Sementara itu, pada akhir Maret lalu, cadangan devisa yang dimiliki oleh State Bank of Pakistan turun drastis sebesar USD 2,915 miliar, akibat pelunasan utang luar negeri.

Dengan demikian, Pakistan menghadapi masa depan ekonomi yang suram sejauh menyangkut hubungan dengan China.

Perusahaan China, China-Railway North Industries Corporation (CR-NORINCO) yang menyelesaikan Proyek Jalur Oranye Lahore pada tahun 2020 telah menuntut dari Otoritas Transit Massal Punjab, sejumlah USD 45,3 juta pada akhir Maret 2023 dan sisanya yang belum dibayar sebesar USD 10,5 juta pada akhir tahun.

CR-NORINCO bersikeras bahwa semua iuran harus dilunasi sebelum berakhirnya kontrak pada 16 November 2023, lapor Osservatorio Globalizzazione.

China telah melakukan tawar-menawar yang sulit dengan Pakistan dalam hal pengembalian pinjaman dan investasi lainnya di Pakistan.

Pada tahun fiskal 2021-2022, Pakistan membayar sekitar USD 150 juta untuk bunga ke China karena menggunakan fasilitas pembiayaan perdagangan China senilai USD 4,5 miliar.

Pada tahun keuangan 2019-2020, Pakistan membayar 120 juta dolar AS untuk bunga pinjaman 3 miliar dolar AS.

Permintaan China untuk pembayaran Jalur Lahore dilakukan pada minggu pertama April 2022 ketika dispensasi politik baru di bawah Perdana Menteri Shehbaz Sharif baru saja menjabat.

Sebelumnya, pada awal Maret 2022, China menyetujui permintaan Pakistan untuk menggulingkan pembayaran utang sebesar 4,2 miliar dolar AS untuk memberikan bantuan besar bagi sekutunya di segala cuaca, lapor Osservatorio Globalizzazione.