Find Us On Social Media :

Gawat Darurat, Ekonomi Amerika Disebut Sebut Sudah Berada di Ambang Jurang Resesi, Ini Penyebab Ekonomi Ngeri Paman Sam Terancam Amburadul

By Afif Khoirul M, Minggu, 19 Juni 2022 | 10:18 WIB

(ilustrasi Amerika Serikat

Intisari-online.com - Fakta bahwa The Fed harus menaikkan suku bunga ke tingkat rekor karena inflasi yang parah adalah tanda paling jelas bahwa ekonomi AS berada di ambang resesi.

Para ahli khawatir bahwa risiko jatuh ke dalam resesi ekonomi AS meningkat setelah berita bahwa Federal Reserve (Fed) melakukan kenaikan suku bunga terkuat sejak 1994 di tengah statistik yang menunjukkan bahwa konsumsi domestik AS melemah.

Fed menaikkan suku bunga ke rekor untuk mengendalikan inflasi

Usai rapat kerja pada (15/6), pimpinan The Fed sepakat untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,75% menjadi 1,5%-1,75%, dalam upaya mengendalikan inflasi.

Tapi tidak menunjukkan tanda-tanda melambat dalam waktu dekat, menurut berita Bloomberg.

Sementara itu, para ahli di perusahaan analisis keuangan Moody's Analytics (AS) mengatakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed merupakan tanda bahwa skenario soft landing bagi perekonomian AS semakin jauh.

"The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi pecah. Risikonya adalah mereka juga bisa mengganggu perekonomian," Kepala Riset Utama Moody's Analytics kebijakan moneter Ryan Sweet berkomentar.

"Pertumbuhan melambat sementara efek pengetatan kebijakan pada kondisi pasar keuangan dan penarikan kebijakan moneter longgar belum benar-benar berdampak pada perekonomian," tambahnya.

Beberapa ekonom baru-baru ini mengatakan bahwa resesi AS tahun depan tidak dapat dihindari.

Dalam laporan pada hari yang sama tanggal (15/6), pakar Jay Bryson dari Wells Fargo & Co. (AS) mengatakan sepekan lalu, dia masih memperkirakan ekonomi AS akan soft landing.

Namun, sekarang kemungkinan tertinggi adalah bahwa ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi ringan ketika inflasi mulai berdampak lebih dalam pada perekonomian, mengikis daya beli masyarakat.

Situasi tersebut masih akan memaksa The Fed untuk terus melakukan tindakan pengendalian yang lebih ketat.