Intisari - Online.com - Jepang mungkin adalah salah satu negara dengan sejarah paling kompleks yang ada di dunia.
Negara itu pernah dipimpin oleh monarki dan juga oleh klan-klan serta keluarga aristokrat yang menjadi tangan pemerintah.
Klan-klan itu berkuasa secara militer dengan mengembangkan tentara samurai, tapi hal itu justru menyebabkan klan-klan yang berkuasa saling berperang melawan satu sama lain.
Perang Genpei tahun 1180 - 1185 membuat klan Minamoto menang setelah mengalahkan saingan mereka, klan Taira.
Yoritomo kemudian mendirikan ibu kota di Kamakura dan mengambil gelar shogun, dan pada 1274 serta 1281, Keshogunan Kamakura bertahan dari dua serangan bangsa Mongol.
Di era Keshogunan Kamakura inilah muncul sosok Yoshitoki Hojo (1163 - 1224).
Yoshitoki Hojo seperti dilansir dari asahi.com, mengalahkan Kaisar Gotoba yang pensiun, yang telah memerintah pemerintahan biara, dalam Perang Jokyu tahun 1221 dan membuangnya ke Kepulauan Oki di Prefektur Shimane saat ini.
Yoshitoki meninggalkan kesan abadi sebagai pengikut yang tidak sopan dan pemberontak untuk eksploitasi ini.
Faktanya, guru sejarah Jepang mencapnya sebagai "salah satu penjahat terbesar dalam sejarah Jepang."
Namun, ada kisah menarik mengenai Yoshitoki Hojo ini.
Klan Hojo
Mengutip Wikipedia, klan Hojo adalah sebuah keluarga di Jepang yang mengontrol gelar shikken (bupati) di era Keshogunan Kamakura antara 1203 dan 1333.