Find Us On Social Media :

Mirisnya Aktris di Zaman Romawi, Kerap Diperlakukan Sebagai Wanita Pemuas Nafsu, Mencari Keadilan pun Malah Ditertawakan

By Tatik Ariyani, Sabtu, 18 Juni 2022 | 12:00 WIB

Eksploitasi seksual pada masa Romawi Kuno.

Ada beberapa pengecualian – di tahun-tahun terakhir kekaisaran, segelintir wanita berhasil mendapatkan peran yang terhormat – namun itu jarang terjadi.

Kebanyakan wanita tidak pernah mendapat kesempatan untuk tampil di panggung yang terhormat.

Sebaliknya, sebagian besar wanita diturunkan ke kehidupan sebagai penari dan “mimae” – pantomim yang akan memparodikan mitos dan pahlawan.

Meski dianggap remeh, ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Para wanita ini mulai berlatih ketika masih anak-anak.

“Mereka harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengasah keahlian mereka,” tambah Oliver.

Tetapi para pria di antara hadirin memperlakukan mereka tidak lebih dari pelacur.

Pria akan berteriak menuntut agar aktris melepas pakaian mereka. Mirisnya, seiring waktu sebagian besar aktris akan mematuhinya.

Teater tidak menunjukkan atau bahkan membicarakan soal kecerdasan aktris atau kemampuan untuk memunculkan emosi halus.

Sebaliknya, mereka biasanya digambarkan sebagai sesuatu yang sedikit lebih dekat dengan pornografi.

Horace satiris menyindir bahwa "apa yang dimiliki artis sama dengan apa yang dimiliki pelacur.”

Penyair Martial menggambarkan sebuah pertunjukan sebagai para wanita ‘akan membuat Hippolytus masturbasi.’

Suatu kehidupan di mana para aktris tidak bisa lari darinya