Find Us On Social Media :

Ada Udang di Balik Batu, Rupanya Ada Maksud Tersembunyi di Balik Kiriman Senjata Canggih AS Ini, Ukraina Hanya Dijadikan Kelinci Percobaan Ini

By Tatik Ariyani, Senin, 13 Juni 2022 | 15:13 WIB

Intisari-Online.com - Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang berperan aktif untuk memasok senjata ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia.

Meski Rusia mengeluarkan ancaman, AS dan sekutunya pun masih terus memasok senjata ke Ukraina.

Menurut Reuters, pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk menjual empat drone MQ-1C Gray Eagle ke Ukraina.

Drone tersebut mampu menembakkan rudal Hellfire untuk digunakan melawan pasukan Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di wilayah Donbass.

Jika benar, penjualan akan memerlukan izin khusus dari Departemen Luar Negeri dan Kongres AS.

Pasalnya, undang-undang AS membatasi penjualan drone bersenjata untuk semua kecuali sekutu terdekat AS.

Jika persetujuan diberikan, maka operator Ukraina akan diberikan pelatihan kilat, yang diperkirakan akan berlangsung beberapa minggu (waktu pelatihan normal untuk operator MQ-1C adalah beberapa bulan).

Hal ini dapat berarti bahwa MQ-1C Grey Eagle paling awal dapat diharapkan untuk digunakan Ukraina pada bulan Juli tahun ini.

Melansir Russian Today (RT), Minggu (12/6/2022), MQ-1C Grey Eagle adalah keturunan dari kendaraan udara tak berawak taktis (UAV) RQ/MQ-5 Hunter yang dikembangkan bersama oleh Angkatan Darat AS dan Korps Marinir.

Jika Gray Eagle ingin efektif dan bertahan di medan perang modern, itu akan membutuhkan sensor baru yang menyediakan identifikasi target kebuntuan, yang dapat digunakan untuk mendukung kemampuan tembakan presisi jarak jauh (LRPF) yang diantisipasi Angkatan Darat.

Grey Eagle yang baru harus mampu bertahan melawan “lingkungan yang kaya Sistem Pertahanan Udara Terpadu (IADS),” menurut permintaan yang dikeluarkan oleh Angkatan Darat AS, menerbangkan “pola pacuan kuda yang bersinggungan dengan ancaman IADS pada jarak 80 km” dan menyebarkan apa yang disebut sistem air-launched effects (ALE) – mini-drone yang dilengkapi sensor – ke wilayah musuh untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menemukan target untuk penghancuran selanjutnya.

Kemampuan ini saat ini tidak ada di militer AS, yang berarti bahwa Grey Eagle yang direncanakan AS untuk diberikan ke Ukraina tidak dikonfigurasi untuk bertarung dan bertahan di medan perang modern yaitu pertarungan Rusia-Ukraina.