Find Us On Social Media :

Kisah Matahari dan Bulan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 10 Agustus 2016 | 18:45 WIB

Kisah Matahari dan Bulan

Keesokan harinya, Matahari muncul di cakrawala. Sinarnya tidak seganas biasanya. Mula-mula ia merasa puas. Kesejukan yang dirasakannya terasa menyenangkan.

Keadaan itu tidak berlangsung lama. Menjelang petang, Matahari tidak gembira lagi. Ia tidak bisa menikmati kesejukan itu lagi. Rasa dingin menjalari seluruh tubuhnya. Hidungnya sampai membiru karena dingin yang tak tertahankan. Ia bergerak terus untuk memanaskan tubuhnya.

Sementara itu Bulan pun gelisah. Panas dalam tubuhnya terasa amat menyengat. Ia yang sudah terbiasa dalam keadaan dingin merasa amat tersiksa oleh panas itu.

Senja hampir berganti malam. Karena sudah tak tahan, Matahari menghampiri Bulan.

"Bulan, aku amat kedinginan. Bisakah kuminta kembali topiku?"

Bulan amat senang mendengarnya.

"Tentu saja. Aku juga tak tahan dalam begini."

Kedua benda angkasa itu menyadari kekeliruan mereka. Mereka segera menukar topi mereka. Masing-masing mengenakan topinya sendiri. Sejak saat itu, keduanya kembali bertugas seperti semula.

Ketika kita mengerjakan pekerjaan kita dengan cinta dan keikhlasan, maka kejutan luar biasa akan kita terima. Dalam bentuk apapun. (kidnesia.com)