Find Us On Social Media :

Kisah Matahari dan Bulan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 10 Agustus 2016 | 18:45 WIB

Kisah Matahari dan Bulan

Intisari-Online.com – Setiap hari Matahari dan Bulan bergantian menyinari bumi. Matahari bertugas di siang hari dengan sinarnya yang hangat. Kadang-kadang amat menyengat. Sedangkan Bulan, menerangi kegelapan malam dengan cahayanya nan lembut.

 Di suatu senja yang gerah, Matahari berkeluh kesah. Wajahnya yang bundar nampak kemerah-merahan.

 "Oh, panas sekali! Aku tak tahan terus-terusan seperti ini. Sementara di bawah sana, makhluk bumi bersuka ria menikmati kehangatan sinarku!"

Bulan mendengar keluhan Matahari. Pelan-pelan ia muncul di langit. Malam hampir menjelang. Tiba gilirannya untuk berjaga. Waktu itu bukan Bulan purnama, hingga wajah bulan nampak ramping, mirip sebuah sabit.

"Jangan terus mengeluh, Matahari. Kupikir kau lebih beruntung daripada aku. Kau bisa merasakan kehangatan. Tapi aku? Semalaman aku kedinginan. Bahkan sampai menggigil tubuhku!"

Matahari terdiam.

Tiba-tiba, Bulan mempunyai sebuah gagasan yang menarik.

"Kita sama-sama punya masalah. Kau kepanasan dan aku kedinginan. Bagaimana kalau kita menukarkan topi kita. Hingga, kau bisa merasa sejuk dan aku merasa hangat?"

"Kedengarannya bagus. Tapi mungkinkah?"

Bulan meyakinkannya.

Malam itu juga, Bulan memakai topi Matahari. Kini, sinar yang dipancarkannya menjadi lebih terang. Yang menyenangkan, ia sudah tidak kedinginan lagi.

Dalam peristirahatannya, Matahari merasakan kesejukan yang nikmat. Topi Bulan yang dipinjamnya, membuat sinar dari tubuhnya temaram.