Penulis
Intisari-Online.com – Tersembunyi di bawah Kuil Grand Bao’en di Nanjing, China, ini mungkin merupakan salah satu penemuan terbesar saat ini.
Sebuah tim arkeolog menemukan stupa yang indah dan rumit selama penggalian mereka.
Stupa berusia 1.000 tahun ini terbuat dari kayu cendana dengan hiasan dari emas, kristal, dan batu permata.
Lalu, apa yang menarik dari penemuan itu?
Stupa khusus ini mungkin menyimpan tulang tengkorak dari Siddharta Gautama, atau yang dikenal sebagai Buddha.
Meskipun penemuan tersebut terjadai pada tahun 2015, namun terjemahan dari artikel berbahasa Mandarin baru saja diterbitkan.
Saat menggali ruang bawah tanah yang terletak di bawah candi, tim arkeolog menemukan stupa yang rumit ini.
Biasanya digunakan untuk mediasi, stupa itu dikenal sebagai kuil Buddha.
Stupa khusus ini berukuran 117 sentimeter kali 45 sentimeter.
Stupa khusus ini sangat rumit, bertahtakan batu permata, terbuat dari kayu cendana, kristal, dan emas.
Tercakup dalam kristal, batu akik, dan lapis lazuli, artefak kuno ini sudah menonjol di antara yang lain.
Desain rumit ini menampilkan gambar Buddha, serta nama pencipta dan orang yang menyumbangkan uang untuk karyanya itu.
Stupa yang indah ini diyakini telah dibuat pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong antara tahun 997-1022 M.
Prasasti itu sendiri sangat menarik, karena dipercaya ditulis oleh seorang pria yang dikenal sebagai Deming, melansir History Things
Ditulis sekitar 1.000 tahun yang lalu, prasasti ini telah diterjemahkan ke "Penguasa Pencerahan Sempurna, Kepala Biara Chengtian (dan) Pemegang Jubah Ungu."
Prasasti kemudian berlanjut dengan bagian yang menggambarkan bagaimana sisa-sisa Buddha berakhir di Cina.
Menurut bagian itu, Buddha memasuki parnirvana, setelah itu tubuhnya dikremasi di India.
Bagian ini terus memberi tahu kita bahwa Raja Ashoka, penguasa India dari 268-232 SM, memutuskan untuk membagi dan melestarikan jenazah Buddha.
Buddha kemudian dibagi menjadi 84.000 bagian, dan Cina menerima 19 bagian. Termasuk tulang di dalam kuil ini.
Deming melanjutkan dengan prasastinya yang menyatakan bahwa candi itu sebenarnya telah dihancurkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu.
Kemudian kuil itu dibangun kembali di bawah perintah Kaisar Zhenzong dan tulang parietal Buddha ditempatkan di dalam ruang bawah tanah.
Dalam prasasti Deming, dia memuji kaisar karena membangun kembali kuil dengan mengatakan, “Semoga Pewaris Yang Jelas dan pangeran kekaisaran diberkati dan makmur dengan 10.000 keturunan; semoga para Menteri Pengadilan Sipil dan Militer setia dan patriotik; semoga tiga angkatan bersenjata dan warga menikmati waktu yang bahagia dan damai…”
Prasasti yang rumit ini mengklaim bahwa tulang itu sebenarnya milik Buddha.
Namun, para ahli belum membuktikan benar atau tidaknya hal ini.
Dalam artikel aslinya, para ahli bahkan tidak menyebutkan sedikit pun spekulasi.
Penemuan ini telah diperlakukan dengan sangat hormat.
Setelah menemukan stupa, kini benda itu ditempatkan dengan Kuil Qixia di tangan para biksu Buddha.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari