Intisari - Online.com - Candi Borobudur yang kerap dianggap sebagai salah satu kejaiban dunia memang memiliki daya tarik tersendiri.
Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini selalu didatangi wisatawan mancanegara maupun lokal tiap hari.
Borobudur merupakan candi peninggalan Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Buddha yang terbagi atas enam teras berbentuk bujur sangkar dan pelataran melingkar.
Di antara pelataran itu, terdapat beberapa stupa, relief dan arca.
Namun, peninggalan ikonik Indonesia ini pernah mendapatkan ancaman yang serius dari kelompok ekstremis pada awal 1985.
37 tahun yang lalu, tepatnya pada 21 Januari 1985, Candi Borobudur terkena bom.
Beberapa bangunan, arca dan stupanya hancur karena ledakan.
Banyak dugaan yang mengatakan bahwa peristiwa ini bermotif ekstremisme.
Kejadian ini kemudian dicap sebagai peristiwa terorisme nasional.
Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 22 Januari 1985, ledakan bermula pada 01.00 WIB sampai dengan 03.30 WIB.
Ketika itu rentetan ledakan merusak dua patung Buddha dan sembilan stupa di sisi timur pada Arupadhatu Candi Borobudur.
Bahan peledak yang digunakan menurut beberapa sumber adalah tipe PE 808/Dahana yang notabene detonator buatan China.