Intisari-Online.com -Candi Borobudur tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia usaiMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan rencana menaikkan tiket masuk.
Dalam pernyataannya, Luhut menyebut bahwa tiket masuk Candi Borobudur bagi wisatawan lokal kelak akan naik hingga Rp750.000.
Sementara harga tiket masuk untuk wisatawan asing atau turis mancanegara adalah 100 dolar Amerika Serikat.
Sementara untuk para pelajar, yang kuota per harinya dibatasi hanya 25 persen dari total pengunjung, 'hanya' Rp5.000 per siswa.
"Dari jumlah itu, turis asing 100 dolar, kalau (turis) yang dalam negeri Rp 750.000. Anak sekolah diberikan kuota 25 persen setiap hari dengan membayar Rp 5.000 per orang," ujar Luhut di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seperti dilansir kompas.com,Sabtu (4/6/2022).
Sontak hal tersebut perbincangan warganet Indonesia di dunia maya. Tentu saja ada yang pro, ada pula yang kontra.
Namun, di luar kontroversi tersebut, Borobudur, melalui relief yang terukir pada dindingnya, pernah mengungkap sebuah misteri.
Hal tersebut terjadi pada 2021 silam, saat banjir bandang melanda kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Bencana tersebut menyisakan sebuah kisah berupa temuan ikan berukuran sangat besar.
Warga Bogor pun sontak dikejutkan olehpenemuan ikan raksasa tersebut, setelah kabarnya beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Ikan raksasa tersebut awalnya ditemukan di sekitar Sungai Ciliwung yang berada di kawasan Cisarua, Bogot.
DilansirTribunnewsBogor.com, ikan tersebut diduga terbawa arus banjir yang memang sempat melanda kawasan Puncak.
Menurut kesaksian warga, ikan tersebut memiliki panjang mencapai 1 meter dengan berat sekitar 8 kilogram.
Namun, mengenai jenis ikan tersebut, banyak warga yangmengaku masih kebingungan.
Hingga akhirnya terungkap bahwa hewan raksasa tersebut merupakan hewan dewa yang terukir dalam relief Candi Borobudur.
Sebutan "dewa" pada ikan yang di beberapa wilayah disebut ikan soro tersebut tentulah tidak sembarangan diberikan.
Sebab, ikan ini secara historis menempati strata sosial tertinggi dibandingkan dengan ikan-ikan lain.
Bahkan, di beberapa wilayah seperti di Kuningan, Blitar, dan Jambi, ikan ini tergolong sebagai ikan keramat.
Status inilah yang kemudian membuat harga ikan dewa sangat mahal.
Untuk bisa membawa atau memiliki ikan dewa, Anda perlu merogoh kocek Rp 1 juta.
Itu pun hanya untuk ukuran 1 kilogram.