Find Us On Social Media :

Dijuluki ‘Janda Hitam Roma’, Inilah Locusta, Keahliannya Membuat Ramuan Herbal Digunakannya untuk Hasilkan Penderitaan dan Kematian, Bahkan Claudius pun Jadi Korbannya, Bagaimana Akhir Hidupnya?

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 5 Juni 2022 | 09:35 WIB

Locusta, pengetahuannya tentang herbal digunakannya untuk membuat obat penderitaan dan kematian.

Keampuannya untuk memilih dan membunuh siapa pun yang dia suka membantu menyulut korupsi yang sudah ada di kota Roma kuno, sehingga memberi pejabat tinggi kekuasan untuk menyingkirkan siapa pun yang mereka inginkan.

Menggunakan zat seperti hemlock, belladonna, arsenik, dan nightshade, Locusta dapat membuat resep persis seperti yang dia inginkan, menyingkirkan korbannya dengan berbagai cara yang mengerikan.

Locusta berhasil lolos dengan tindakan curangnya untuk waktu yang lama, tidak lama kemudian, hubungannya dengan sejumlah kematian terkemuka membuatnya ditangkap.

Selama bertahun-tahun, melansir History Things, Locusta ditangkap dua kali dengan tuduhan pembunuhan, hampir dipenjara untuk selamanya.

Namun, setiap kali dia diselamatkan oleh sejumlah senator Romawi yang kuat, yang semuanya menggunakan koneksi politik mereka untuk menyelamatkan nasibnya.

Dibebaskan secara hukum, itu berarti Locusta diberikan izin untuk terus melakukan apa yang telah dilakukannya.

Namun, tidak sampai beberapa dekade kemudian Lousta ditangkap oleh pajabat hukum lagi.

Untuk ketiga kalinya dia ditangkap dengan tuduhan melakukan kejahatan dengan niat membunuh, kemudian dia dibebaskan oleh Julia Agrippina, seorang Permaisuri Romawi.

Setelah bersih, Locusta menjalankan rencana untuk membunuh Claudius, yang merupakan salah satu kejahatannya yang paling berani.

Merasa diberi lampu hijau oleh Julia, penyelamatnya, Locusta mulai meracuni Claudius dan pengawalnya, sehingga mustahil bagi para profesional medis untuk menyelamatkan hidupnya.

Kejahatan itu terbayar dan selama beberapa tahun berikutnya, Locusta menikmati kehidupan yang relatif tinggi, dilindungi oleh pelanggannya yang membayar tinggi.

Akhirnya, setelha merasa satu pembunuhan terlalu banyak, Kaisar Nero memustuskan sudah cukup.