Hidupnya Bak Kisah dalam Dongeng, Inilah Ratu Roopmati, Seorang Gadis Muda Penggembala yang Punya Suara Merdu Hingga Bikin Raja Muslim Terpesona Akan Kecantikannya, Kisah Cinta yang Tragis!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.com – Di dataran tinggi vulkanik Malwa di India tengah, terdapat sebuah kota kuno bernama Mandu.

Sekarang, kota itu adalah kota kecil yang sepi di provinsi India Madhya Pradesh, tetapi suasana tempat itu mengingatkan pada kisah yang disaksikan sekitar lima abad sebelumnya.

Banyak orang menceritakan kisah nyonya teratai dan kekasih kerajaannya, ini kisahnya.

Ratu Roopmati dari Mandu, tidak seperti kebanyakan ratu, dia tidak dilahirkan di istana.

Dia adalah seorang gadis Hindu yang sederhana, bahkan banyak orang menyebutnya sebagai seorang gembala.

Coba bayangkan, seorang gadis muda yang memiliki suara magis membawa ternaknya yang sedang merumput di tepi sungai dengan air yang berdentang, dan seorang raja muda mengikuti suara yang merdu mempesona itu.

Maka pencarian raja muda itu berakhir, dan dia terjerat oleh kecantikan gadis muda nan cantik itu, dialah Roopmati.

Bak kisah dalam dongeng, tapi inilah yang terjadi.

Raja muda itu adalah Baz Bahadur, Sultan Malwa, dan gadis itu adalah ratunya, Roopmati yang namanya sendiri berarti ‘seorang wanita cantik’.

Baz Bahadur adalah seorang raja Muslim, sementara Roopmati adalah seorang gadis Hindu tanpa darah aristokrat yang dibanggakan.

Namun yang mengejutkan bahwa mereka menikah menurut ritus kedua agama mereka.

Namun kemudian Roopmati selalu dipanggi Rani Roopmati, bukan Begum atau Sultana yang merupakan gelar istri penguasa Muslim.

Sebaliknya, dia selalu tetap menjadi ‘Rani’, gelar Hindu untuk seorang ratu.

Rani Roopmati memuja sungai Narmada yang di tepinya itulah dia dibesarkan dan di ingin tetap dekat dengannya.

Sultan kemudian membangun waduk di istana yang dibangun untuknya.

Saat ini, waduk itu menjadi salah satu situs terindah di istana Roopmati, bahkan sungai itu terlihat dari istana Rani Roopmati sampai hari ini.

Sultan Baz Bahadur adalah seorang seniman, dia bukanlah seorang pejuang dan kerajaannya yang kecil dan indah mencerminkan hal itu.

Kecintaannya pada musik dan eksperimen tekniknya masih terlihat di istananya.

Menurut cerita, raja akan memainkan instrumen, sedangkan ratunya akan bernyanyi dan tembok istana Mandu akan menjadi saksi bisu penyatuan cinta dan musik mereka.

Semua baik-baik saja di dunia kecil mereka, dan kedua kekasih itu tidak bisa tidak bahagia.

Tapi tak lama kemudian, dunia luar datang ‘menghampiri’.

Terjadi pada pertengahan abad ke-16 dan Mughal Jalaluddin Muhammad muda, yang merebut kembali kerajaan ayahnya dari Afghanistan ketika masih remaja, menduduki takhta Agra.

Penguasa muda ini, kemudian menjadi salah satu penguasa yang baik hati dan dicintai kemudian dianugerahi gelar ‘Akbar’ (yang agung), memperluas kerajaannya.

Adalah saudara angkat Akbar dan anak dari pengasuhnya yang sangat berpengaruh, Maham Anga, dikirim ke Mandu.

Adham Khan, saudara angkat, sebagai jenderal, memimpin pasukan Mughal berperang.

Tentara Malwa, di bawah Baz Bahadur, tidak bisa menghadapi tentara Mughal yang jauh lebih besar dan kuat.

Tak lama kemudian, Mandu juga ditangkap oleh Adham Khan, ini terjadi pada tahun 1561.

Sultan Baz Bahadur nyaris tidak lolos dengan nyawanya dan mencoba mencari sekutu di kerajaan tetangga untuk menyusun kembali pasukannya.

Kembali di Mandu, Adham Khan telah mengambil alih istana, dia kemudian sangat terpesona oleh Rani Roopmati, dan menginginkannya dengan cara apa pun.

Adham Khan sangat biadab bagi orang-orang Malwa dan membantai banyak orang, tetapi dia mencoba memberi kesan baik agar Rani Roopmati datang kepadanya.

Dia memberinya waktu yang singkat untuk memutuskan dan jelas Rani Roopmati harus memutuskan untuk mendukungnya.

Dari semua pilihan yang diajukan dia merasa terlalu jauh dari kekasihnya bahkan untuk meminta bantuannya, akhirnya dia memutuskan hanya ada satu jalan keluar.

Rani Roopmati mengambil nyawanya sendiri dengan meracuni dirinya sendiri.

Banyak yang tidak senang atas tindakan Adham Khan di Agra, termasuk menyimpan rampasan perang untuk dirinya sendiri.

Sementara itu, Baz Bahadur kembali ke Mandu dengan pasukan, dia berhasil mengambil kembali kerajaannya, namun dia ditakdirkan menjadi Sultan terakhir, karena dia kehilangan kerajaan setelahnya.

Setelah menghabiskan bertahun-tahun sebagai buronan dan setelah Adham Khan terbunuh, Baz Bahadur bergabung dengan Akbar.

Keinginan terakhir Baz Bahadur adalah untuk dimakamkan di samping cintanya yang telah menunggunya selama bertahun-tahun.

Lebih dari tiga puluh tahun setelah kematian Rani Roopmati, seorang pemuda yang melayani saudara ipar Akbar menulis kisahnya dalam bahasa Persia dan setelah melewati beberapa tangan, kisah itu akhirnya diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dengan judul Wanita dari Teratai.

Baca Juga: Dikenal sebagai Maharani yang Boros, Inilah Kisah Sita Devi dari Baroda India, Gunakan Cara Berpindah Agama Demi Halalkan Bisa Menikah Kembali Padahal Masih Punya Suami

Baca Juga: Permaisuri Terlama Kesultanan Mughal India, Inilah Kisah Ruqaiya Sultan Begum, Bertahan Hingga Lima Dekade Karena Keturunannya Meskipun Tidak Memiliki Anak Kandung, Bagaimana Bisa?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait