Find Us On Social Media :

Padahal Inginkan Ukraina Menang Atas Rusia Sampai Jorjoran Kirim Senjata Tercanggihnya, Amerika Malah Khawatirkan Risiko Ini Pada Ukraina Jika Terlalu Banyak Punya Senjata Canggih!

By Afif Khoirul M, Sabtu, 28 Mei 2022 | 15:54 WIB

Ilustrasi. Perang Rusia-Ukraina.

Intisari-online.com - Ketika Amerika Serikat dan sekutunya memasok Ukraina dengan senjata yang semakin canggih, Washington telah membahas dengan Kiev risiko eskalasi jika Ukraina menyerang jauh ke Rusia, kata sumber itu.

Diskusi di balik layar ini tidak menempatkan batasan geografis yang jelas pada penggunaan senjata yang dipasok ke Ukraina.

Namun, diskusi membantu kedua belah pihak mencapai pemahaman yang sama tentang risiko eskalasi, kata tiga pejabat dan sumber diplomatik.

"Kami khawatir tentang risiko eskalasi dan tidak ingin menempatkan pembatasan geografis atau mengikat tangan mereka terlalu banyak dengan apa yang ditawarkan kepada mereka," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.

Pemerintah AS dan sekutunya siap memberi Ukraina senjata jarak jauh, termasuk howitzer M777, ketika Kiev memerangi kampanye militer Rusia lebih efektif daripada yang diantisipasi oleh intelijen AS.

Pekan lalu, Pentagon mengumumkan bahwa Denmark akan memasok rudal anti-kapal Harpoon ke Ukraina.

Senjata ini akan memperluas jangkauan serangan Kiev.

Meskipun awalnya memprediksi bahwa Ukraina akan diliputi oleh militer Rusia yang lebih besar dan lebih lengkap, pejabat AS baru-baru ini menyatakan harapan bahwa Ukraina bisa menang, dan ingin mempersenjatai mereka untuk mencapai tujuan mereka.

Baca Juga: Malah KongKalikong dengan China, Rusia Ikut-Ikutan Tolak Veto AS di PBB Terhadap Korea Utara Gara-Gara Peluncuran Rudal, Padahal AS Sebut Korea Utara Lakukan Hal Membahayakan Dunia

Para pejabat AS mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden bahkan mempertimbangkan untuk memasok sistem artileri bergerak M142 ke Kiev, yang memiliki jangkauan hingga ratusan kilometer.

Namun, intelijen AS juga memperingatkan risiko eskalasi.

"Bulan-bulan mendatang akan melihat konflik mengambil "lintasan yang lebih tidak terduga dan berpotensi meningkat," kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines selama sidang Senat AS bulan ini.