Dijuluki ‘Ratu yang Duduk di Atas Teratai’, Inilah Rani Padmini, Ratu Rajput yang Kecantikannya Legendaris, Akhir Hidupnya Dia Lakukan Hal Ini untuk Pertahankan Kehormatan Dirinya dari Musuh

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.comRani Padmini adalah ratu Rajput dari Chittorgarh pada abad ke-13 hingga ke-14, yang menikah dengan Rawal Ratan Sen dari Chittorgarh.

Dalam bahasa Sansekerta, namanya berarti ‘dia yang duduk di atas teratai’, secara harfiah berarti Dewi kekayaan, Lakshmi.

Kecantikannya dianggap sebagai legendaris.

Suaminya, Rawal Ratan Sen, adalah seorang raja yang adil dan mulia, dan dia adalah pelindung seniman yang hebat.

Di istananya, dia memiliki penyair/seniman Raghav Chetan, yang diyakini mempraktikkan ilmu hitam.

Rawal Ratan Sen menangkapnya dan mengusirnya dari istananya.

Raghav Chetan yang dipermalukan akhirnya pergi ke Delhi, dia bersumpah untuk membalas penghinaannya.

Delhi pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Allahuddin Khilji.

Raghav Chetan menyanyikan lagu-lagu yang menggambarkan kecantikan luar biasa Rani Padmini, dan rupanya berefek kepada Allahuddin Khilji.

Dia terpikat oleh deskripsi dan ingin melihatnya dengan cara apa pun, maka dia pergi ke Chittorgarh dan bertemu Rawal Ratan Sen.

Dia mengulurkan tangan persahabatan, dan Rawal Ratan Sen menerima tawaran itu serta menyambutnya.

Allahuddin Khilji ingin melihat Rani Padmini sendiri, dia meminta Rawal Ratan Sen tidak bisa menolak setelah menerima uluran tangan persahabatannya dan dia menjadi tamu.

Mengikuti budaya India kuno tentang tamu sebagai Tuhan, maka dia mengabulkan permintaannya.

Dia meminta Rani Padmini untuk muncul di depan Allahuddin Khilji.

Rani, sebagai wanita Rajput yang angkuh, bijaksana, dan pemberani, menolak.

Dia menerima permintaan itu setelah dibujuk oleh Rana tetapi dengan satu syarat bahwa Allahuddin Khilji hanya bisa melihat bayangannya.

Keesokan paginya diatur agar Rani Padmini bisa muncul di jendela istananya, bayangannya akan terlihat di kolam teratai di bawah jendelanya.

Begitu Allahuddin Khilji melihat bayangannya di kolam, dia merasa bahwa puisi Raghav Chetan tidak adil untuk kecantikannya karena dia mempesona.

Dan ini membuatnya dipenuhi dengan nafsu dan keinginan untuk memilikinya.

Dia kemudian meminta Rawal Ratan Sen untuk menemaninya ke kampnya.

Saat mencapai kamp, dengan liciknya Rawal Ratan Sen ditangkap, dan berita dikirim ke istana bahwa Rani Padmini akan diberikan kepada Allahuddin sebagai ganti Ratan Sen, dan Rani Padmini setuju.

Keesokan harinya, 150 tandu meninggalkan benteng menuju kamp, saat mencapai camp, tentara Rajput yang berani berpakaian seperti wanita melompat keluar dan melawan musuh dan membebaskan Ratan Sen.

Allahuddin sangat marah, dia ingin menghancurkan Chittorgarh selain memiliki Rani Padmini.

Dia mengepung benteng yang berlangsung selama beberapa hari, hingga persediaan benteng menipis dengan cepat.

Lalu diputuskan bahwa laki-laki Rajput melawan musuh sampai laki-laki dan perempuan terakhir yang dipimpin oleh Rani Padmini dapat melakukan Jauhar.

Jauhar adalah tindakan bakar diri yang dilakukan oleh ratu dan wanita untuk menyelamatkan kehormatan mereka dari musuh, yang biasanya akan memperbudak dan mengeksploitasi mereka secara seksual.

Gerbang benteng dibuka, dan Ratan Sen memimpin anak buahnya ke pertemuan terakhir.

Di benteng, tumpukan kayu besar dinyalakan, sementara para prajurit Rajput bertempur hingga lelaki terakhir.

Dan, Rani Padmini adalah yang pertama melompat ke dalam api diikuti oleh para wanita lainnya.

Setelah pertempuran berakhir dengan izin Allahuddin, Ratan Sen berbaris ke benteng untuk menemui Rani Padmini tetapi ketiga gerbang dibuka bau daging terbakar memenuhi hidungnya.

Rasa jijik menyebar di wajahnya saat dia melihat tubuh dan tulang hangus yang terisa, lalu meninggalkan benteng dan kembali ke Delhi dengan tangan kosong.

Benteng Chittorgarh, dan jejak tangan di dinding para wanita yang melakukan Jauhar berdiri sebagai kesaksian atas kejadian itu.

Baca Juga: Permaisuri Terlama Kesultanan Mughal India, Inilah Kisah Ruqaiya Sultan Begum, Bertahan Hingga Lima Dekade Karena Keturunannya Meskipun Tidak Memiliki Anak Kandung, Bagaimana Bisa?

Baca Juga: Dijanjikan Hidupnya Tak Akan Pernah Miskin Lagi, Inilah Kisah Permaisuri Mughal India Nur Jahan, Akhir Hidupnya Sungguh Tragis Setelah Ditawan Pemberontak yang Kakaknya Sendiri

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait