Find Us On Social Media :

Pegawai VOC Jadi Langganan, Begini Kisah Menjamurnya Rumah Bordil saat Awal Batavia Berdiri Tahun 1619 hingga 'Melahirkan' Pelacur Separuh Portugis yang Moncer

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 16 Mei 2022 | 20:17 WIB

(Ilustrasi) Rumah Bordil di Batavia

Intisari-Online.com - Seperti bangsa Eropa lainnya, faktor kedatangan Belanda ke Indonesia pada akhir abad ke-16 adalah untuk mencari rempah-rempah.

Kekayaan rempah-rempah yang dimiliki Indonesia kemudian memicu persaingan antara Belanda dengan bangsa Eropa lain yang lebih dulu sampai di kepulauan nusantara.

Bahkan, ambisi mereka untuk menguasai rempah-rempah juga menimbulkan persaingan antarkelompok atau kongsi dagang dalam satu bangsa.

Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang berdirinya kongsi dagang VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie).

Pada abad ke 17, Batavia telah menjadi daerah yang banyak dihuni oleh lelaki Eropa berkulit putih.

Kota Batavia berdiri pada tahun 1619, tapi tujuh tahun setelahnya, 1625, pelacuran atau rumah bordil sudah ada.

Leonard Blusse menuliskan ini dalam bukunya berjudul 'Persekutuan Aneh : Pemukim Cina, Wanita Peranakan dan Belanda di Batavia'. Buku itu diterbitkan LKIS Jogjakarta.

Dalam sebuah catatan ke dewan kota, Hendrik menulis bahwa pada 13 Agustus 1625 ada seorang perempuan pribumi bernama Maria datang menghadap dewan.

Dia mengadukan suaminya, Manuel yang memaksa Maria dan budak perempuannya untuk melacur.

Rupanya Manuel mengubah rumahnya jadi tempat pelacuran.

Pelanggannya adalah pegawai VOC. Lalu di tahun yang sama adapula rumah pelacuran milik Valdero.

Dia memelihara budak-budak perempuan. Setiap hari para budak disuruh melacur.