Penulis
Intisari-online.com - Keputusan Finlandia untuk bergabung NATO telah diseujui oleh banyak pihak.
Bahkan, Amerika Serikat sudah menyetujui dan siap memberikan dukungan militer untuk Finlandia.
Namun, ada satu negara Eropa yang terang-terangan menolak Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Negara tersebut adalah Turki, yang terbuka mengatakan bahwa tidak memiliki sifat positif untuk mendukung Finlandia bergabung NATO.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengatakan dia merasa "bingung" ketika presiden Turki menyatakan sikap negatif tentang niatnya bergabung dengan NATO.
"Jujur, saya cukup bingung. Sekitar sebulan yang lalu, saya melakukan diskusi telepon dengan NATO," kata Sauli Niinisto kepada CNN.
"Dia mengatakan Anda dapat mendaftar untuk bergabung dengan NATO dan semuanya akan berjalan lancar," katanya.
Sebelumnya, pada (13/5), Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara tidak memiliki "sikap positif" tentang kemungkinan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.
Erdogan menuduh Finlandia dan Swedia sebagai "rumah organisasi teroris".
Pada (14/5), selama pertemuan dengan para menteri luar negeri NATO, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa dukungan beberapa anggota NATO untuk Finlandia dan Swedia "tidak dapat diterima dan keterlaluan".
"Kedua negara ini secara terbuka mendukung Partai Pekerja Kurdistan. Ini adalah organisasi teroris yang telah berulang kali menyerang tentara kami," kata Mevlut Cavusoglu.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengatakan bahwa apa yang dia dengar dari mitranya dari Turki sebulan yang lalu sangat berbeda dari sekarang.
"Saya berterima kasih padanya ketika dia menyatakan dukungan (Finlandia bergabung dengan NATO). Dia bilang dia senang menerima ucapan terima kasihku," kata Niinisto.
"Anda harus mengerti betapa bingungnya saya. Sama seperti kemarin, Turki mendukung kami, tetapi hari ini mereka mengatakan sebaliknya," kata Niinisto.
"Saya pikir apa yang kita butuhkan sekarang adalah jawaban yang jelas. Saya akan berdiskusi dengan Presiden Erdogan tentang masalah yang diangkatnya," tambah Niinisto.
Pengungkapan Niinisto dilakukan pada 15 Mei, tak lama setelah pemerintah Finlandia menyetujui masuknya negara itu ke dalam NATO.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa Jerman "siap untuk segera menyetujui" jika Finlandia dan Swedia mendaftar untuk bergabung dengan NATO.
Menurut Annalena Baerbock, aksesi Finlandia dan Swedia akan membantu NATO "menjadi lebih kuat baik dari segi kemampuan militer maupun posisi".