Penulis
Intisari-Online.com - Pandemi virus corona sudah berlangsung lebih dari dua tahun lamanya.
Ketika banyak negara lain mulai membuka kembali negara karena pandemi virus corona mulai mereda, di Korea Utara sebaliknya terjadi.
Korea Utara telah memerintahkan lockdown nasional yang ketat setelah kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di negara itu.
Dilansir daribbc.com pada Jumat (13/5/2022), media pemerintah telah melaporkan wabah Omicron di ibu kota, Pyongyang, tetapi tidak menyebutkan jumlah kasusnya.
Selama pandemi, Korea Utaratelah menolak segala jenis program vaksin.
Bahkan mereka menolak tawaran dari komunitas internasional untuk memasok jutaan suntikan AstraZeneca dan Sinovac buatan China tahun lalu.
Sebaliknya, mereka mengendalikan Covid19 dengan menutup perbatasannya - dan tidak pernah mencatat kasus, meskipun para ahli percaya virus itu telah lama ada.
Akan tetapi strategi Korea Utara untuk menyegel perbatasan luar negerinya sejak Januari 2022 telah menghentikan pasokan penting memasuki negara itu yang menyebabkan kekurangan pangan dan ekonomi yang goyah.
Dengan adanya kasus Covid-19 di Korea Utara, kini 25 juta penduduk negara itu rentan karena kurangnya program vaksin Covid-19.
Ada juga kekhawatiran tentang sistem perawatan kesehatan Korea Utara yangtidak baik.
KCNA mengatakan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un telah bersumpah untuk memberantas pandemi virus corona.
Oleh karenanya, dia menyebut masalah kali ini adalah "darurat nasional yang parah" yang telah melanggar "front karantina" negara itu.
Pada pertemuan yang menguraikan aturan Covid-19 baru, Kim Jong-Un terlihat mengenakan masker di televisi untuk pertama kalinya.
Sebelumnya,Kim Jong-Un tidak pernah memakai masker dalam setiap event. Hanyapejabat lain yang memakainya.
Outlet berita Korea Utara menambahkan bahwa kasus pertama varian Omicron dilaporkan terdeteksi di ibu kota empat hari lalu.
Warga di beberapa daerah Pyongyang telah dikunci setidaknya selama dua hari sebelum pengumuman terbaru, menurut NK News, sebuah situs pemantauan yang berbasis di Seoul.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan telah memperbarui tawaran bantuan kemanusiaan ke Korea Utara sebagai tanggapan atas berita wabah tersebut.
Tapi Pyongyang belum menanggapi.