Lepas Dari Tangan Ukraina, Kota Ini Ogah Balik Ke Pangkuan Ukraina Malah Secara Sukarela Tawarkan Diri Pilih Bergabung dengan Rusia Tanpa Referendum, Apa Alasannya ?

Afif Khoirul M

Penulis

Kherson – kota yang memiliki arti strategis bagi tentara Rusia dalam kampanye militer

Intisari-online.com - Pejabat Kherson, sebuah kota Ukraina yang saat ini dikendalikan oleh militer Rusia, mengatakan mereka akan menerapkan rencana untuk bergabung dengan Federasi Rusia tanpa melewati referendum.

Pada (11/5), Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintah militer-sipil (didukung oleh Rusia) di Kherson.

Mengatakan bahwa pejabat Kherson akan meminta Presiden Rusia Putin untuk menyetujui pencaplokan wilayah ini ke Rusia.

"Kota Kherson akan berada di Rusia. Tidak akan ada Republik Kherson didirikan di sini. Tidak akan ada referendum," katanya.

"Hanya ada satu dekrit berdasarkan permintaan pemerintahan Kherson kepada Presiden Putin agar kawasan itu resmi menjadi bagian dari Rusia," kata Stremousov.

Menurut Stremousov, Kherson berencana untuk menerapkan undang-undang Rusia pada akhir tahun ini.

Selain itu, bank yang menggunakan rubel Rusia untuk transaksi juga akan didirikan di Kherson akhir bulan ini.

Ke depan, bank ini akan terintegrasi dengan Bank Sentral Rusia.

Baca Juga: Memang Rusia Belum Gunakan Senjata Nuklirnya, Tapi 'Orang Dalam' Rusia Ini Bocorkan 4 Aturan Tertulis Untuk Gunakan Senjata Nuklirnya Ternyata Bisa Saja Digunakan, Ini Syaratnya

Selama akhir pekan, Stremousov mengatakan bahwa orang Kherson memiliki hak untuk memperoleh kewarganegaraan Rusia dan kota itu akan berintegrasi dengan Rusia sebanyak mungkin.

Mengomentari pernyataan pimpinan Kherson, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa keputusan untuk bergabung dengan Rusia adalah milik rakyat Kherson.

"Masalah ini membutuhkan alasan yang sah dan sah, mirip dengan kasus Krimea," kata Dmitry Peskov dalam konferensi pers di Moskow.

"Pada akhirnya, rakyat Kherson harus memutuskan apakah merger dengan Rusia harus dilakukan. Rakyat Kherson akan menentukan masa depan mereka sendiri," kataanya.

"Tentu saja, masalah ini perlu dibahas secara jelas dan hati-hati. Perlu ada landasan hukum yang jelas," jelas Peskov.

Ketika ditanya lebih lanjut tentang apakah Kremlin menganggap benar untuk mengadakan referendum di Kherson.

Peskov menjawab, "Saya mengatakan apa yang ingin saya katakan. Saya tidak menyebutkan referendum sebagai ide".

Pada tanggal (26/4), militer Rusia mengumumkan "pembebasan" Kherson, sebuah kota berpenduduk sekitar 300.000 di Ukraina selatan.

Kontrol Kherson memiliki arti strategis bagi militer Rusia karena kota itu bisa menjadi sumber air bersih bagi semenanjung Krimea.

Kherson juga merupakan penghubung penting di koridor darat strategis yang menghubungkan Krimea ke Donbass militer Rusia.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Zelensky, mengatakan pada 11 Mei bahwa Kiev menentang setiap keputusan Kherson untuk bergabung dengan Rusia.

"Jika mereka mau, mereka bisa bergabung menjadi Mars atau Jupiter. Namun, pasukan Ukraina akan merebut kembali kota itu," kata Podolyak di media sosial.

Artikel Terkait