Mati Keracunan Pil 'Keabadian', Kisah Kematian Kaisar Ai dari Jin Jadi Salah Satu Kematian Kaisar China Paling Tragis

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi Kekaisaran China.

Intisari-Online.com - Meski sempat tersingkir dari suksesi Dinasti Jin Timur, Kaisar Jin akhirnya menduduki takhta pada tahun 361.

Sayangnya, setelah naik takhta, ia tak berumur panjang diakibatkan obsesinya pada ramuan keabadian. Dalam usianya yang masih muda, dia meninggal karena keracunan obat mujarab alkimia Cina.

Masa pemerintahannya singkat, di mana kekuasaan yang sebenarnya sebagian besar berada di tangan kakeknya Sima Yu, Pangeran Kuaiji, dan jenderal tertinggi Huan Wen.

Inilah Kaisar Ai dari Jin, yang kematiannya jadi salah satu kematian kaisar China paling tragis.

Melansir peoplepill, Kaisar Ai dari Jin, yang memiliki nama pribadi Sima, adalah seorang kaisar dari Dinasti Jin Timur (266–420).

Menurut catatan sejarah, ia memiliki obsesi dengan keabadian, yang mengakibatkan kematiannya, yang disebabkan oleh keracunan oleh pil yang diberikan kepadanya oleh penyihir pada tahun 364 dan 365.

Sima Pi lahir pada tahun 341, pada masa pemerintahan ayahnya Kaisar Cheng dari Jin, sebagai putra tertua Kaisar Cheng.

Ibunya adalah Selir Zhou, yang pada tahun 342 melahirkan adik laki-lakinya Sima Yi.

Baca Juga: Bakal Membuat Siapa Saja yang Mendengar Kisahnya Ikut Sedih, Inilah Akhir Tragis Kehidupan Permaisuri Kesayangan Kaisar Xuanzong

Baca Juga: Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno yang Berkuasa antara 732-760 Masehi?

Pada musim panas 342, Kaisar Cheng jatuh sakit. Protokol suksesi umum meunjukkan bahwa putra tertuanya akan naik takhta.

Tetapi, paman Kaisar Cheng, Yu Bing, menginginkan seorang kaisar baru yang juga akan terhubung dengan klannya.

Kemudian, Yu Bing juga membujuk Kaisar Cheng untuk menyerahkan tahta kepada adiknya Sima Yue Pangeran Langya, juga putra dari saudara perempuannya Permaisuri Yu Wenjun, sengan alasan bahwa dengan saingan kuat Zhao di utara, kekaisaran membutuhkan seorang kaisar dewasa.

Kaisar Cheng setuju, dan menunjuk Sima Yue sebagai pewaris.

Sima Yue pun naik takhta sebagai Kaisar Kang ketika, tetapi dia meninggal tak lama kemudian.

Sima Pi yang berusia satu tahun malah diangkat menjadi Pangeran Langya. Dia melanjutkan gelar itu setelah kematian Kaisar Kang pada tahun 344, karena Kaisar Kang memilih untuk memberikan tahta kepada putranya yang masih bayi, Sima Dan (sebagai Kaisar Mu).

Tidak diketahui kapan dia menikahi istrinya Wang Muzhi, hanya saja dia menyandang gelar Putri Langya.

Seolah ditakdirkan menjadi kaisar, setelah tersingkir dari jalan menuju takhta, Sima Pi akhirnya sampai di sana juga.

Baca Juga: Apa Itu Senjata Termonuklir, Senjata Berbahaya Milik Rusia Ini Tiba-tiba Dikeluarkan Negeri Tirai Besi, Sekuat Apa Kemampuannya?

Baca Juga: Pantas Vladimir Putin Tetap Tenang Meski Digertak Seisi Dunia, Tak Disangka Dengan Senjata Pemusnah Massal Ini, Rusia Bisa Ratakan London dan New York Hanya dalam Hitungan Menit

Pada 361, Kaisar Mu meninggal tanpa seorang putra. Ibu Kaisar Mu Janda Permaisuri Chu memerintahkan agar Sima Pi menjadi kaisar.

Sima Pi pun naik takhta sebagai Kaisar Ai pada usia 20 tahun.

Dia pun mengangkat istrinya Putri Wang sebagai permaisuri, dan saudaranya Sima Yi, yang sebelumnya menyandang gelar Pangeran Donghai, sebagai Pangeran Langya.

Sejak dia dewasa, Janda Permaisuri Chu tidak menjabat sebagai wali untuknya, dan dia menghormati ibunya Selir Zhou sebagai Janda Permaisuri pada tahun 362.

Meski begitu, proses pengambilan keputusan sebagian besar berada di tangan Jenderal Huan Wen dan kakek Kaisar Ai, Sima Yu, Pangeran Kuaiji.

Pada tahun 362, Huan, setelah mengamankan wilayah Luoyang, meminta agar ibu kota dipindahkan kembali ke Luoyang.

Pada tahun 363, Janda Permaisuri Zhou meninggal. Tetapi, sesuai dengan protokol kekaisaran bahwa dia tidak bisa lagi menghormatinya sebagai ibu, karena untuk menghormati Janda Permaisuri Chu, maka Kaisar Ai tidak menjalankan masa berkabung normal.

Pada tahun 364, Kaisar Ai meninggal, konon diracuni oleh pil yang diberikan oleh para penyihir, dan dia menjadi sangat sakit sehingga dia tidak dapat menangani hal-hal penting.

Baca Juga: Miliki 13.000 Selir, Inilah KisahQin Shi Huang yang Selalu Mendapatkan Seorang Gadis Baru Untuk Tiduri Setiap Malam, Pantas Punya2.800 Anak

Baca Juga: Pelaksanaan Pancasila pada Masa Reformasi, Ini Penjelasannya

Janda Permaisuri Chu yang harus melanjutkan pemerintahan atas namanya.

Sekitar sebulan sebelum kematian Kaisar Ai, lebih dulu istrinya, Permaisuri Wang meninggal. Mereka pun dikuburkan bersama dengan kehormatan kekaisaran.

Kemudian pada tahun 364, Mantan Yan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Luoyang, dan Huan serta Sima Yu mempertimbangkan serangan balik untuk membebaskan Luoyang.

Namun, karena Kaisar Ai meninggal pada awal tahun 365, rencana itu dibatalkan, dan Luoyang segera jatuh.

Tidak memiliki seorang putra, Kaisar Ai digantikan oleh saudaranya Sima Yi, sebagai Kaisar Fei.

Baca Juga: Diberikan Cuma-cuma oleh Jerman, Konon Ukraina Terima Senjata Artileri Terkuat, Apa yang Terjadi Jika Digunakan untuk Melawan Rusia?

Baca Juga: Simak Cara Hitungan Weton Jodoh Menurut Primbon Jawa, Hanya Perlu Gunakan Nilai Neptu

(*)

Artikel Terkait