Namun, itu tak menghentikannya mengumpulkan banyak selir, bahkan banyak diantaranya yang meninggal karena kelaparan.
Kaisar Jiajing, penerus Zhengde juga tak kalah aneh, ia terobsesi untuk menemukan obat mujarab untuk memberinya kehidupan yang kekal.
Dan ia meyakini, salah satu bahan ramuan itu adalah darah menstruasi perawan.
Selama masa pemerintahannya, ia memerintahkan sejumlah gadis muda pilihan, secara bergantian, dibawa ke Kota Terlarang (Forbidden City) untuk "diperah".
Untuk memastikan tubuh mereka tetap murni, makanan mereka dibatasi.
Para perawan hanya boleh mengonsumsi mulberi dan embun atau air hujan.
Para dayang istana pun jadi korban praktik itu.
(*)