Find Us On Social Media :

Dibongkar oleh Intelijen Amerika, Para Petinggi AS Ternyata Sedang Berunding Tentang Rencana Vladimir Putin di Ukraina, Sebut Rusia Sengaja Rencanakan Hal Ini

By Mentari DP, Rabu, 11 Mei 2022 | 19:30 WIB

Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) termasuk negara yang paling gencar marah atas serangan Rusia ke Ukraina.

Tidak heran, apapun yang dilakukan Rusia dan Vladimir Putin, Amerika Serikat (AS) akan sangat waspada.

Bahkan AS sudah memperkerjakan banyak intelijen.

Sehingga sekecil apapun berita tentang Rusia dan Vladimir Putin mereka akan tahu.

Termasuk informasi yang kali ini disebar.

Di mana Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan kepada Kongres bahwa, dalam pandangan agen mata-mata AS, Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap-siap untuk konflik "berkepanjangan" di Ukraina.

Selain itu, dia juga ingin membangun kendali atas pantai selatan Ukraina, dari Donbass di timur hingga Transnistria di barat.

"Kami menilai Presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat untuk mencapai tujuan di luar Donbass," kata Haines dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat seperti dilansir dari rt.com pada Rabu (11/5/2022).

Haines menjelaskan bahwa menurut “indikasinya”, Putin berusaha memperluas kendali Rusia dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk – yang secara kolektif membentuk wilayah Donbass – di sepanjang pantai Laut Hitam Ukraina hingga provinsi Transnistria yang memisahkan diri di perbatasan Moldova.

Melakukan hal itu akan menjadi kemenangan strategis utama bagi Rusia, dan akan membuat Ukraina terkurung daratan.

Namun, tujuan Rusia dalam hal ini tidak jelas.

Setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada bulan Februari, Putin menyatakan bahwa operasi militer Rusia dimaksudkan untuk “demiliterisasi” Ukraina, untuk “denazifikasi” kepemimpinannya, dan untuk melindungi penduduk republik Donbass yang berbahasa Rusia, yang telah hidup di bawah penganiayaan hukum dan militer sejak 2014.