Find Us On Social Media :

Jadi Senjata yang Paling Digunakan dalam Perang, China Berhenti Jual Drone di Rusia dan Ukraina Karena Dituduh ‘Membunuh’ Warga Sipil, Putin Langsung Rugi Bandar!

By Mentari DP, Sabtu, 30 April 2022 | 09:45 WIB

Ilustrasi penggunaan drone dalam perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.comDJI adalah pembuat drone konsumen terbesar di dunia. Perusahaan ini berasal dari China.

Baik Ukraina dan Rusia membeli drone dari DJI, meskipun Ukraina telah menyatakan kecurigaan bahwa China telah membantu Rusia menggunakannya di belakang layar.

Ini karena Ukraina telah memperingatkan bahwa teknologi pelacakan drone dapat digunakan untuk menemukan tentara yang mengoperasikan pesawat.

Kini, masalah datang. Tidak hanya untuk Rusia, tapi juga Ukraina.

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (30/4/2022), DJI telah mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan sementara "operasi bisnis di wilayah yang terkena dampak".

Pejabat Ukraina telah menyuarakan keprihatinan bahwa sistem AeroScope DJI secara tidak proporsional menciptakan masalah bagi pihak mereka yang berkonflik.

Mereka menunjukkan masalah ini dimulai pada awal perang, menyebabkan kecurigaan bahwa perusahaan China telah secara manual campur tangan dalam sistem online untuk mendukung Rusia.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov menuduh bisnis membantu Rusia untuk membunuh warga sipil.

Dalam surat terbuka bulan lalu dia mendesak DJI untuk berhenti berbisnis di Rusia.

Dia melanjutkan dengan mengklaim bahwa Rusia telah menggunakan teknologi DJI untuk membunuh warga sipil Ukraina, termasuk anak-anak, menggambarkan perusahaan itu sebagai "mitra dalam pembunuhan ini".

Dia juga menuduh bahwa Rusia memiliki akses ke versi AeroScope yang "diperpanjang", yang dia klaim tentaranya diperoleh dari Suriah.

DJI menyebut tuduhan memberi militer Rusia keunggulan sebagai "benar-benar salah".