Find Us On Social Media :

Tak Sudi Bayar Gas Rusia dengan Rubel, Uni Eropa Gunakan Cara Ini Agar Tetap Bisa Beli Gas Rusia untuk Penuhi Kebutuhan

By Tatik Ariyani, Kamis, 28 April 2022 | 12:00 WIB

Fasilitas Nord Stream 2 di Rusia

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pembayaran gas dalam mata uang rubel yang dibeli oleh negara-negara tak bersahabat mulai April 2022, sebagai imbas konflik militer di Ukraina.

Negara-negara tak bersahabat yang dimaksud Putin adalah mereka yang menghujani Rusia dengan serangkaian sanksi atas invasi militernya ke Ukraina.

Diketahui, negara-negara tersebut adalah AS dan sekutunya, negara-negara di Uni Eropa.

Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia.

Putin juga mengancam, jika negara-negara tidak bersahabat itu menolak membayar dengan rubel, Rusia akan menghentikan aliran gasnya.

Dan ancaman Rusia ini menjadi nyata ketika Rusia memutus pasokan gasnya ke dua negara anggota NATO dan Uni Eropa (UE) yakni Polandia dan Bulgaria.

Ini kali pertama Rusia memutus pasokan gas ke pelanggannya di Eropa sejak menginvasi Ukraina Februari lalu.

Raksasa produsen energi asal Rusia, Gazprom, mengatakan bahwa pihaknya pada Rabu (27/04) telah menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia karena gagal membayar gas dalam mata uang rubel.

Namun, tak habis akal, UE pun melakukan hal ini untuk mengatasi permasalahan tersebut.

UE berencana untuk secara signifikan meningkatkan pembelian gas alam Rusia melalui negara-negara yang siap untuk membayar komoditas tersebut dalam rubel, kantor berita TASS melaporkan pada hari Rabu mengutip sumber pemerintah di Brussels.

“Pertemuan darurat Kelompok Koordinasi Gas berlangsung hari ini mengingat situasi di Polandia dan Bulgaria. Keputusan sementara dibuat untuk secara signifikan meningkatkan pembelian gas dari Rusia melalui saluran yang tersisa, yang akan memungkinkan Polandia dan Bulgaria untuk membeli volume tambahan gas di pasar Eropa. UE juga bekerja sama dengan semua mitra untuk memastikan peningkatan pasokan gas, terutama gas alam cair (LNG),” kata sumber tersebut.

Melansir Russian Today (RT), Kamis (27/4/2022), Langkah ini bertujuan untuk mengkompensasi kekurangan pasokan ke Polandia dan Bulgaria setelah raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengirimkan gas ke kedua negara.