Find Us On Social Media :

Berapa Orang Pembunuh Bob Kennedy?

By Agus Surono, Kamis, 5 April 2012 | 17:03 WIB

Berapa Orang Pembunuh Bob Kennedy?

Di luar Good Samaritan Hospital tanggal 6 Juni, pukul 03.00 spanduk betuliskan "Berdoalah untuk Bobby" diturunkan. Senator Robert F. Kennedy sudah meninggal.

Rambut pembuka rahasia

Ketika pagi itu diminta datang ke rumah sakit, saya melihat wajah-wajah orang muda yang kehilangan harapan, sedangkan seorang biarawati menangis sambil memegang rosario.

Sudah sejak pukul 02.00 saya minta ruang autopsi disiapkan sebaik-baiknya. Pintu ruang autopsi dijaga petugas keamanan. Dua orang wakil saya menyapa dengan suara perlahan. Selain staf saya, hadir pula para petugas kantor kejaksaan dan dokter-dokter yang telah mencoba menyelamatkan jiwa Kennedy.

Tubuh Senator Kennedy terbaring di sebuah meja, ditutupi sehelai kain putih. Saya melepaskan perban dari kepalanya dan menoleh ke ahli bedah yang mengoperasinya. Di mana rambut yang dicukur dari kepala Kennedy? Rambut sekitar daerah luka bisa memberikan bukti yang kritis. Jadi, saya meminta salah seorang staf saya cepat pergi ke kamar operasi untuk mencari kalau-kalau rambut Kennedy masih ada di sana. Tenyata rambut itu disimpan seorang petugas rumah sakit. Dengan hati-hati rambut itu dimasukkan ke sampul khusus untuk barang bukti.

Kini tiba giliran tubuh. Saya begitu tergugah oleh emosi ketika itu, sehingga saya meminta wajah almarhum ditutupi dengan handuk. Ini bukan prosedur lazim dan rekan-rekan saya merasa heran. Dalam hidup saya, saya pernah mengautopsi ribuan jenazah, namun cuma sekali ini saya meminta wajah mayat ditutupi. Tanpa melihat wajah tokoh yang saya kagumi itu saya merasa lebih tenang untuk melaksanakan pekerjaan saya secara profesional.

Saya juga mengheningkan cipta sejenak, sebab demikianlah cara orang Jepang menunjukkan hormat kepada orang yang meninggal.

Kami memulai autopsi dari kaki menuju ke kepala. Sebetulnya prosedur yang lebih lazim ialah mulai dari kepala ke kaki. Saya kira kalau sekali ini saya mulai dari kepala dulu, perhatian akan terlalu banyak diberikan pada luka di kepala, sehingga bukti-bukti penting di bagian lain akan diabaikan, kalau ada.

Saya menemukan bekas luka di tungkai kirinya. Menurut radiolog kepala di rumah sakit ini, dalam catatan kesehatan Kennedy memang disebutkan tungkainya itu pernah patah akibat main ski. Terbayang oleh saya Kennedy yang aktif, yang senang berolahraga. Betapa cintanya ia pada hidup ini.

Luka baru yang pertama saya dapati berupa lubang bekas peluru yang mulai di bawah dan agak ke belakang dari ketiak kanan. Peluru menembus dan keluar dari bahu kanan. Peluru itu tidak didapati.

Luka kedua juga terletak di bawah ketiak, kira-kira satu inci dari luka pertama. Peluru berjalan tidak searah dengan yang pertama. Ia melalui punggung dan bersarang di jaringan lembut di daerah paracervical. Dengan telunjuk dan ibu jari saya angkat peluru kaliber .22 itu.

Yang menyebabkan kematian Kennedy ialah peluru yang menembus tengkoraknya dari daerah mastoid, kira-kira 1 inci di sebelah kiri telinga kanan Kennedy. Peluru yang penting itu justru hancur, sehingga potongan-potongannya saja yang bisa dianalisis. Peluru itu juga ternyata berkaliber .22, tetapi tidak bisa ditentukan secara pasti apakah betul-betul ia peluru yang keluar dari senjata Sirhan. Perlu bukti lain untuk memastikannya apakah Sirhan betul pembunuhnya.