Find Us On Social Media :

Petantang-petentengnya Percis Zelensky, Inilah Francisco Solano Lopez, Presiden yang Bikin Negaranya Dikepung 3 'Raksasa', Setengah Populasi Lenyap Sia-sia

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 26 April 2022 | 14:22 WIB

(Ilustrasi) Francisco Solano Lopez menyaksikan manuver pasukan Prancis (1854).

Intisari-Online.com - Dijuluki Setan II oleh Barat, hulu ledak Sarmat-RS28 yang dikembangkan Rusia telah berhasil diuji oleh Kremlin, dan dapat digunakan melawan musuh Moskow.

Melansir Express.co.uk, Jumat (22/4), Putin meluncurkan senjata itu ke Rusia pada Rabu malam.

Seakan tak mau kalah dari Rusia, kini foto-foto pasukan Ukraina membawa peluncur rudal Javelin di pundak mereka menyebar ke seluruh dunia.

Senjata anti-tank yang mampu menembus armor paling canggih dan sangat berguna dalam perang gerilya ini menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap invasi Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak jua menyerah digempur Rusia, mirip dengan Francisco Solano Lopez dari Paraguay dahulu yang menyulut Perang Aliansi Tiga.

Perang Aliansi Tiga yang terjadi pada 1864/65–70 merupakan konflik paling berdarah dalam sejarah Amerika Latin.

Perang ini terjadi antara Paraguay dan negara-negara sekutu Argentina, Brasil, dan Uruguay.

Melansir Britannica.com, pada awalnya Paraguay telah terlibat sengketa perbatasan dan dengan Argentina dan Brasil selama bertahun-tahun.

Uruguay juga berjuang untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan mereka dari kekuatan yang sama, terutama dari Argentina.

Lopez berusaha jadi juru damai di Amerika Selatan dan memprovokasi Brasil dengan berkata "menyerang Uruguay berarti juga mengganggu kedaulatan Paraguay."

Pada tahun 1864 Brasil membantu pemimpin Partai Colorado Uruguay untuk menggulingkan lawannya dari Partai Blanco, dimana diktator Paraguay, Francisco Solano Lopez, percaya bahwa keseimbangan kekuatan regional terancam.

Bartolome Mitre, presiden Argentina, kemudian mengorganisir aliansi dengan Brasil dan Uruguay yang dikendalikan Colorado (Aliansi Tiga), dan bersama-sama mereka menyatakan perang terhadap Paraguay pada 1 Mei 1865.