Find Us On Social Media :

Bak Kejatuhan Durian Runtuh di Balik Menderitanya Rusia, Siapa Sangka Negara yang Nyaris Tak Dikenal Ini Malah Untung Besar Gara-gara Amerika Jatuhkan Sanksi Ekonomi ke Rusia

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 April 2022 | 13:58 WIB

(Ilustrasi) Larangan Presiden AS Biden atas impor minyak dari Rusia pada 8 Maret menciptakan peluang bagi Ekuador

Intisari-Online.com - Larangan Presiden AS Biden atas impor minyak dari Rusia pada 8 Maret menciptakan peluang bagi Ekuador - negara kecil di Amerika Selatan - untuk menghidupkan kembali industri minyak dan gas yang telah mandek selama bertahun-tahun.

Menurut Bloomberg, untuk mengamankan pasokan minyak, semakin banyak penyulingan Barat seperti Valaro, Marathon, Shell, yang mencari ke Ekuador untuk membeli minyak.

Cadangan minyak Ekuador berjumlah lebih dari 8 miliar barel.

Pada 20 April, Bloomberg melaporkan bahwa Marathon telah mencapai kesepakatan untuk membeli 8 juta barel minyak dari Ekuador.

Sebelum 8 Maret, Marathon masih menjadi perusahaan di AS yang paling banyak membeli minyak dari Rusia.

Pada 12 April, Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan bahwa negaranya punya peluang besar untuk menghidupkan kembali industri minyak dan gas untuk menarik investasi asing.

Guillermo Lasso mengeluarkan rencana 100 hari untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

Menurut Oilprice, konflik Rusia-Ukraina adalah "kesempatan emas" untuk membantu Ekuador menghasilkan uang ketika harga minyak dunia sedang tinggi.

Minyak memainkan peran penting dalam perekonomian Ekuador.

Menurut Bank Dunia (WB), produksi minyak bumi menyumbang sekitar 6,7% dari PDB Ekuador.

Minyak mentah juga menjadi komoditas ekspor terbesar negara Amerika Selatan, terhitung sekitar seperempat dari ekspor tahunannya.

Dengan rencana 100 hari, Presiden Guillermo Lasso mengharapkan, Ekuador menangkap momentum besar untuk bergerak menuju tujuan eksploitasi 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2025.