Find Us On Social Media :

Pernah Sukses Bebaskan Sandera Dalam Waktu 3 Menit, Kopassus Pun Jadi Pasukan Terbaik di Dunia

By Agustinus Winardi, Senin, 7 Mei 2018 | 09:45 WIB

Intisari-Online.com - Pada Sabtu 28 Maret 1981 pesawat Garuda GA-206 ‘Woyla’ rute penerbangan Jakarta-Medan setelah transit di Palembang dibajak oleh 5 orang yang menamakan diri Komando Jihad.

Pesawat yang dipiloti oleh Herman Rante itu kemudian dipaksa mengalihkan penerbangan ke Colombo, Srilanka.

Tapi Herman menjelaskan bahwa bahar bakar pesawat tidak cukup dan akhirnya pesawat mendarat di Penang, lalu menuju Bandara Don Muang, Bangkok.

Pembajak menuntut pemerintah Indonesia membebaskan 80 anggota Komando Jihad yang dipenjara karena beberapa kasus.

Baca juga: Kopassus, Pasukan Komando yang Biasa Melaksanakan Operasi Senyap Penuh Rahasia dan Minim Publikasi tapi Hasil Maksimal

Antara lain penyerangan Mapolsek Pasir Kaliki, Teror Warman di Raja Paloh dan aksi lainnya sepanjang 1978-1980. Selain itu, mereka juga meminta uang USD 1,5 juta (sekitar Rp 20 milliar saat ini).

Presiden Soeharto kemudian menjawab tuntutan itu dengan aksi militer dipimpin oleh Asintel Panglima ABRI Mayjen Benny Moerdani.

Tapi dalam keterangannya Benny menjelaskan bahwa operasi militer keberhasilannya adalah 50:50.

Artinya operasi bisa berhasil tapi akan ada jatuh korban yang banyak mengingat semua pembajak bersenjata api dan ada yang memegang granat.

Baca juga: Pasukan Elite Inggris SAS Memang Sangat Hebat, tapi Mereka Pernah Gentar kepada Kopassus

Pasalnya jika sampai granat meledak dalam pesawat, korban yang jatuh juga akan banyak.

Lagipula saat itu seluruh kekuatan pasukan ABRI sedang menggelar latihan gabungan di Ambon. Begitu juga dengan para prajurit Kopasandha (Kopassus).

Para pasukan Kopassus yang sudah mendapatkan latihan antiteror juga sedang mengikuti Latgab di Ambon.