'Mereka Senang Hidup dalam Kediktatoran,' Terungkap Alasan Kenapa Ukraina Membenci Rusia dan Uni Soviet

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com- Warga sipil Mariupol,Ukraina, telah menanggung beban pertempuran, meringkuk di ruang bawah tanah tanpa utilitas selama berminggu-minggu.

PresidenUkrainaVolodymyr Zelensky pada Sabtu (16/4/2022), mengatakan pemusnahan pasukan terakhir Ukraina yang terperangkap di Kota Mariupol, Ukraina timur akan mengakhiri pembicaraan dengan Rusia.

"Penghapusan pasukan kami, orang-orang kami (di Mariupol) akan mengakhiri negosiasi antara Ukraina dan Rusia," kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan situs berita Ukrainska Pravda.

"Itu akan menjadi jalan buntu karena kami tidak menegosiasikan wilayah kami maupun orang-orang kami," tambah dia, dikutip dariAFP.

PadaSabtu (16/4/2022),Angkatan Bersenjata Rusia mengeluarkan ultimatum danmendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata pada Minggu (17/4/2022) pukul 06.00 waktu Moswka dan mengungsi sebelum pukul 13.00.

Beberapa jam setelah tenggat waktu berlalu pada Minggu, tidak ada tanda-tanda pasukan Ukraina di Mariupol, yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal, meletakkan senjatanya.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pada Minggu bahwa pasukan Ukraina yang tersisa di Mariupol masih berjuang.

“Kota ini (Mariupol) masih belum jatuh,” kata Shmyhal kepada program “This Week” dariABC.

Alasan Kenapa Ukraina Membenci Rusia dan Uni Soviet

Melansir Kompas.com, alasan kenapa Ukraina membenci Rusia berkaitan dengan kenapa Ukraina membenci Uni Soviet saat hendak pecah.

Menurut sejarawan Olena Chebeliuk yang berbasis di Lviv, penyebab kenapa Ukraina membenci Rusia adalah kediktatoran di negara itu.

"Ukraina membenci Putin, terutama di barat negara kami," ujarnya dikutip dari The Guardian (19/1/2022).

Setiap kali ada penguasa Ukraina yang bertindak seperti diktator, rakyat langsung bangkit melawannya.

Revolusi 2014 di Kiev misalnya yang menggulingkan presiden Ukraina pro-Rusia Viktor Yanukovych.

Sejarawan tersebut juga menolak klaim Putin bahwa Ukraina dan Rusia adalah satu bangsa.

"Rusia selama 20 tahun hidup dalam kediktatoran, mereka senang-senang saja."

"Kami tidak suka diktator di sini. Putin agak pemimpi. Dia ingin menjadi orang terkuat di dunia. Jika dia mencoba membuat kediktatoran di Ukraina, dia akan gagal," terangnya.

Ukraina termasuk 15 negara yang pecah dari Uni Soviet pada Desember 1991.

Ekonomi yang buruk ditambah pendekatan lepas tangan Mikhail Gorbachev terhadap wilayah satelit Soviet, menginspirasi gerakan kemerdekaan di republik-republik di pinggiran Soviet.

Pada 8 Desember 1991 Gorbachev yang baru bebas dari penjara melakukan perjalanan ke Minsk, Belarus, untuk bertemu dengan para pemimpin Republik Belarus dan Ukraina.

Di sana ia menandatangani perjanjian yang berisi pemisahan kedua negara tersebut dari Uni Soviet.

Beberapa minggu kemudian, Belarus dan Ukraina diikuti delapan dari sembilan republik yang tersisa mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Uni Soviet setelah pertemuan di Alma-Ata, Kazakhstan.

Sebelumnya pada 2014 Rusia telah mencaplok Semenanjung Crimea di selatan dalam perang yang menewaskan 14.000 orang.

Baca Juga: Indonesia dan 4 Negara Lain Jadi Tuan Rumah KTT, Delegasi G20 Akan Ramai-ramai 'Walkout' Jika Rusia Hadir

(*)

Artikel Terkait