Penulis
Intisari-Online.com - Sejak awal perang Rusia dan Ukraina dimulai, Rusia sudah mengancam negara lain.
Jika mereka terlibat dalamperang Rusia dan Ukraina, mereka akanmenerima konsekuensi yang belum pernah terjadi belum pernah terjadi.
Orang mengira konsekuensi itu adalah senjata nuklir, namun tanpa senjata pemusnah massal itu, Rusia juga bisa mengalahkan musuhnya.
Ini terbukti ketika Rusia dilaporkan telah berhasilmenghancurkan senjatayang dikirim Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (EU) ke Ukraina.
Kantor berita TASSmengatakan Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengumumkan pada hari Senin bahwa pasukan Rusia menyapu bersih pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang tiba di Ukraina selama enam hari terakhir.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (19/4/2022), rudal berbasis udara presisi tinggi dari Angkatan Udara Rusia dari Angkatan Bersenjata Rusia menyerang Pusat Dukungan Logistik Gabungan ke-124 Ukraina di dekat Lviv.
"Pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang dikirim ke Ukraina dari ASdan negara-negara Eropa selama enam hari terakhir telah dihancurkan," ungkapMayor Jenderal Konashenkov.
Dalam laporan yang belum dikonfirmasi, dia mengatakan pasukan Rusia juga melakukan serangan terhadap 331 fasilitas militer di negara yang dilanda perang.
Termasuk sembilan pos komando, gudang senjata dan 315 daerah di Popasnaya dan Novo-Mayorskoye di Ukraina timur.
Kementerian pertahanan Rusia juga mengatakan telah mencapai ratusan sasaran militer di Ukraina semalam.
Dikatakan rudal yang diluncurkan dari udara menghancurkan 16 fasilitas militer di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Dnipropetrovsk serta di pelabuhan Mykolayiv.
Menurut TASS, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan negara itu juga telah menghancurkan pusat perbaikan rudal balistik Tochka U di Dnipro.
Dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah mengintensifkan serangan di beberapa kota Ukraina.
Tetapi mengatakan sedang berkonsentrasi pada upaya mengamankan kontrol penuh atas wilayah Donbas Ukraina timur.
Gubernur regional Pavlo Kirilenko mengatakan di saluran Telegramnya bahwa penembakan Rusia di wilayah Donbas menewaskan empat orang pada hari Senin.
Kiev mengatakan serangan rudal Rusia menewaskan tujuh orang di Lviv pada hari Senin, korban sipil pertama di kota barat.
Ukraina juga melaporkan bahwa ada tanda-tanda bahwa Rusia telah memulai serangan baru yang diantisipasi di timur.
Maksym Kozytskyy, gubernur Lviv yang terletak 40 mil dari perbatasan Polandia, mengatakan laporan awal menunjukkan ada empat serangan.
Tiga di gudang yang tidak digunakan oleh militer dan satu lagi di stasiun layanan mobil.
"Itu adalah serangan biadab di sebuah stasiun layanan, itu adalah fasilitas yang sepenuhnya sipil."
Walikota Lviv Andriy Sadoviy mengatakan korban termuda di antara yang tewas berusia 30 tahun.
Dia menambahkan bahwa ledakan itu juga melukai 11 orang dan memecahkan jendela di sebuah hotel yang menampung warga Ukraina yang dievakuasi dari bagian lain negara itu.
"Tujuh orang yang damai memiliki rencana untuk hidup, tetapi hari ini hidup mereka berhenti."
Sekretaris Dewan Keamanan Oleksiy Danilov mengatakan di TV Ukraina: "Pagi ini, di hampir seluruh garis depan wilayah Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami."
Gubernur regional Kharkiv mengatakan pihak berwenang terus mengevakuasi orang-orang dari dua daerah di mana mereka memperkirakan pertempuran akan terjadi.
Kantor kejaksaan mengatakan dalam sebuah posting di layanan pesan Telegram bahwa seorang pria dan seorang wanita tewas di kota Kharkiv pada hari Senin ketika peluru menghantam taman bermain di dekat sebuah bangunan tempat tinggal.
Meski begitu, Rusiamembantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Kremlin menolak apa yang dikatakan Ukraina sebagai bukti kekejaman.
Malahan menuduh bahwa Kieb melakukan itu untuk merusak pembicaraan damai.