Find Us On Social Media :

Tragisnya Nasib Budak Pada Zaman Kerajaan China Kuno Ada yang Dikebiri, Hingga Dikubur Hidup-Hidup Jika Tuannya Mati, Konon 300 Orang Jawa Pernah Dikirim Jadi Budak di China

By Afif Khoirul M, Minggu, 17 April 2022 | 12:18 WIB

Perbudakan di China Kuno

Mengikuti upacara pemakaman tuannya, budak-budaknya dikubur hidup-hidup, begitu pula selirnya.

Selama dinasti Tiongkok kuno yang mungkin paling terkenal, Dinasti Ming, upaya untuk mengendalikan dan membatasi perbudakan dimulai.

Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming (1368–1644 M) berusaha menghapus semua bentuk perbudakan  tetapi dalam praktiknya, perbudakan terus berlanjut.

Menurut Britanica, Orang Jawa mengirim 300 budak kulit hitam sebagai penghormatan kepada Dinasti Ming pada tahun 1381.

Ketika Dinasti Ming menghancurkan Pemberontakan Miao pada tahun 1460, mereka mengebiri 1.565 anak laki-laki Miao, yang mengakibatkan kematian 329 dari mereka.

Mereka mengubah yang selamat menjadi budak kasim.

Gubernur Guizhou yang memerintahkan pengebirian Miao ditegur dan dikutuk oleh Kaisar Yingzong dari Dinasti Ming.

Karena 329 anak laki-laki meninggal, dan mereka terus mengebiri lebih banyak lagi.

Pada 30 Jan 1406, Kaisar Ming Yongle mengungkapkan kengerian ketika Ryukyuan mengebiri beberapa anak mereka sendiri untuk menjadi kasim untuk diberikan kepada Yongle.

Yongle berkata bahwa anak laki-laki yang dikebiri tidak bersalah dan tidak pantas dikebiri, dan dia mengembalikan anak laki-laki itu ke Ryukyu dan memerintahkan mereka untuk tidak mengirim kasim lagi. 

Kemudian penguasa Ming, sebagai cara untuk membatasi perbudakan karena ketidakmampuan mereka untuk melarangnya, mengeluarkan dekrit yang membatasi jumlah budak yang dapat ditahan per rumah tangga dan menarik pajak yang berat dari pemilik budak.

Meski demikian, lebih dari seribu tahun kemudian, itu terus dipraktikkan di Cina, baik di kota-kota maupun di daerah-daerah terpencil di negara yang luas itu.

Perbudakan terus dipraktikkan di Cina dengan keterbukaan relatif hingga Perang Dunia Kedua, dan ada laporan tentang perbudakan yang dipraktikkan di pasar gelap pada akhir abad kedua puluh.