Penulis
Intisari-Online.com – Israel berhasil melakukan uji coba sistem pertahanan rudal terbaru yang memanfaatkan rasel, pada Kamis (14/4) lalu.
Sitem tersebut mampu mencegat mortir, roket, dan rudal anti-tank dalam uji coba.
Disebut sebagai ‘Iron Beam’, sistem laser buatan Israel tersebut yang dirancang untuk melengkapi sistem pertahanan udara Iron Dome yang menjadi sistem pencegat roket termahal di dunia.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett turut menyaksikan keberhasilan uji coba Iron Beam tersebut, yang dikatakan bahwa harga Iron Beam hanya sekitar US$3,50.
Israel berharap Iron Beam dapat digunakan di darat, di udara, dan di laut, karena tujuan utama Israel saat ini adalah menyebarkan sistem laser di sekitar perbatasannya selama dekade berikutnya.
Saat ini Israel telah memiliki sistem Iron Dome dengan tingkat intersepsi 90% terhadap tembakan roket, sayangnya biaya operasional Iron Dome terlalu mahal.
Menurut Bennett, Israel harus menghabiskan puluhan ribu dolar pada Iron Dome hanya untuk menjatuhkan roket dengan harga beberapa ratus dolar saja.
Pantas saja Israel ngebet bikin sistem pertahanan laser, ternyata ada alasan di baliknya.
Israel Defense Forcess (IDF) menyebut Hamas telah menghujani Israel dengan 1.500 roket dalam 72 jam terakhir, pada Rabu (12/5/2021).
Atas tindakan Hamas itu, IDF berjanji akan membalas.
Hamas telah menembakkan 1.500 lebih roket dari Gaza menuju Israel, meneror warga sipil hingga jarak 90 mil.
Untuk mencegat roket dari Hamas tersebut, Israel meluncurkan rudal dengan harga puluhan ribu dolar yang harus ditanggung oleh Israel.
Menurut Jerusalem Post (17/5/2021), biaya rudal Iron Dome, sistem pelindung Israel dari roket Hamas, lebih mahal daripada roket kiriman tersebut.
Uzi Rubin, pakar rudal, memperkirakan biaya roket jarak pendek Qassam milik Hamas, per buahnya berkisar $300 hingga $800 (sekitar Rp4,3 juta – 11,4 juta).
Insinyur pertahanan Israel ini menjelaskan bahwa roket terbaik milik Hamas, dibuat relatif lebih sederhana dan murah.
Bahkan mantan ketua pusat penelitian luar angkasa Institut Fisher, Tal Inbar pun memperkirakan biaya Irone Dome berkali-kali lipat dari roket Hamas.
Dia memperkirakan roket Iron Dome masing-masing seharga antara $50.000 dan $100.000 (sekitar Rp716,8 juta-Rp1,4 miliar).
Sementara, biaya roket jarak jauh Hamas diperkirakan lebih murah ribuan dolar per roketnya.
Nah, kalau satu roket Iron Dome saja seharga $100.000 untuk menghadang 1.500 roket dari Hamas, maka biaya yang harus dikeluarkan $100.000 x 1.500 roket, itu sama dengan $150 juta (atau sekitar Rp2,1 triliun).
Itulah mengapa Israel tekor gede ketika harus menghadapi hujanan roket dari Hamas, karena ‘membuang’ uang sangat banyak hanya untuk membalas roket yang harganya hanya sekitar total $4.500 (sekitar Rp65 juta).
Tapi, coba bandingkan pengeluaran Israel dengan roket Iron Dome-nya yang harus menghadang 1.500 roket Hamas, dengan sirkuit Mandalika.
Untuk membangun sirkuit Mandalika, pemerintah menghabiskan dana lebih dari Rp2 triliun.
Bisa dibilang hampir setara, tapi Anda bisa mengatakan mana yang ‘terbuang’ sia-sia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari