Find Us On Social Media :

Tak Semua Seperti yang Dituduhkan, Kini Beredar Berita Pasukan Elite Rusia yang Dipecat dan Dihukum Pidana Lantaran 'Ogah' Perang

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 11 April 2022 | 10:02 WIB

(Ilustrasi) Vladimir Putin - Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari-Online.comReuters memberitakan mayat-mayat bergelimpangan di Bucha.

Salah satu mayat tampak dengan tangan terikat dengan kain putih dan tertembak di mulut.

Mayat tersebut adalah salah satu dari puluhan warga sipil yang dilaporkan tewas setelah pendudukan pasukan Rusia berakhir di kota dekat Kyiv tersebut.

Wakil Wali Kota Bucha Taras Sapravskyi mengatakan, 50 dari warga yang tewas adalah korban pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh pasukan Rusia.

Dilansir Reuters, Minggu (3/4/2022), para pejabat Ukraina menuduh Moskwa melakukan kejahatan perang.

Melansir Kompas.com, laporan intelijen Jerman menyebut bahwa pasukan Rusia yang dikerahkan di Ukraina menggunakan gadget komunikasi yang tidak aman.

Gadget itu dapat menempatkan mereka dalam bahaya yang lebih besar untuk menjadi sasaran.

Meski begitu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut situasi di sekitar kota Bucha di Ukraina sebagai "serangan palsu lainnya" yang coba digunakan Ukraina untuk melawan Rusia.

Hampir kebalikan dengan aksi yang diberitakan seputar tentara Rusia, surat kabar independen Rusia Pskovskaya Gubernia memberitakan bahwa setidaknya 60 pasukan terjun payung Rusia dari satu unit di provinsi Pskov menolak untuk bertempur di Ukraina.

Pasukan dipecat, dan beberapa diancam dengan tuntutan pidana karena desersi atau gagal mematuhi perintah, tulis surat kabar itu di saluran Telegramnya.

Insider yang melansir laporan Pskovskaya Gubernia ini pada Sabtu (9/4/2022) tidak dapat memverifikasi kabar ini secara independen.

Pskovskaya Gubernia adalah surat kabar Rusia yang terkenal dengan laporan independennya.