Find Us On Social Media :

Khawatir Diratakan Rusia dengan Rudal Iskander, Jerman Buru-buru Pesan Iron Dome Israel, Tapi Para Ahli Justru Sebut Tak Cukup Ampuh Melindungi

By Tatik Ariyani, Senin, 11 April 2022 | 09:15 WIB

Iron Dome Israel

Namun, kedua sistem ini memiliki keterbatasan, menurut para ahli.

Proyek anti-rudal Iron Dome pertama kali dipasang pada 2011 di dekat Beersheba dan merupakan sistem pertahanan udara bergerak di segala cuaca.

Ketenaran Iron Dome yang meluas adalah karena cara mereka melindungi kota-kota dan penduduk Israel dengan menggagalkan serangan rudal Hamas buatan Iran dari Jalur Gaza.

Iron Dome disebut dapat mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak 2,5 mil hingga 43 mil ketika ditujukan ke daerah berpenduduk.

Namun, ada kritik terhadap Iron Dome bahwa itu tidak sepenuhnya efektif selama serangan dari Hamas pada tahun 2019.

Pada satu kesempatan, pertahanan misilnya dibobol setelah rentetan hampir 700 roket menguasainya, menyebabkan empat warga sipil tewas dan hampir 200 orang terluka.

Hamas telah mengklaim dalam sebuah posting media sosial bahwa menembakkan 'puluhan rudal dalam satu ledakan tunggal' dapat menembus perisai Iron Dome.

Menurut Tal Inbar, seorang peneliti senior di Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal yang berbasis di AS, sementara Iron Dome kemungkinan dapat mencegat beberapa amunisi Rusia, seperti roket Grad, itu mungkin tidak akan efektif jika Rusia menggunakan semua senjata di gudang senjatanya, termasuk rudal balistik dan hipersonik.

Iskander-M Rusia dirancang untuk mengacaukan pertahanan rudal dengan terbang pada lintasan rendah dan bermanuver dalam penerbangan untuk menyerang target sejauh 500 kilometer, atau 310 mil, dengan akurasi 2 hingga 5 meter, jika laporan oleh Center for Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dapat dipercaya.

“Ketika berbicara tentang rudal balistik seperti Iskander yang digunakan Rusia, Iron Dome bukanlah solusi untuk ini,” pikir Inbar.

Iron Dome dirancang untuk digunakan “melawan roket dan UAV, tetapi bukan rudal balistik.”

Demikian pula, Oliver Thränert, seorang spesialis dalam masalah pertahanan rudal di Pusat Studi Keamanan di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich (ETHZ) berpendapat bahwa “Persenjataan Rusia tidak ada hubungannya dengan roket yang digunakan Hamas di perbatasan dan yang digunakan Iron Dome bertugas untuk mencegat.