Padahal Menang Telak di Ukraina, Mendadak Rusia Malah Umumkan Mereka Rugi Besar dalam Perang di Ukraina, Sampai Sebut Akan Segera Menarik Militernya, Apa yang Terjadi ?

Afif Khoirul M

Penulis

Juru bicara Kremlin mengakui pada 4 April bahwa "Rusia menderita kerugian besar tentara" selama operasi militer di Ukraina.

Intisari-online.com - Juru bicara Kremlin mengakui pada 4 April bahwa "Rusia menderita kerugian besar tentara" selama operasi militer di Ukraina.

Menurut Daily Mail, Peskov tidak mengungkapkan jumlah pasti korban militer Rusia, tetapi mengakui bahwa itu signifikan.

"Kami menderita kehilangan tentara yang signifikan. Ini adalah tragedi bagi kami," kata Peskov.

Pada 25 Maret, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa 1.351 tentara tewas dan 3.825 terluka selama operasi militer di Ukraina.

Dua hari kemudian, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa jumlah korban Rusia lebih dari 10.000.

Peskov mengkritik pandangan anti-Rusia Inggris, terutama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Johnson telah membuat banyak pernyataan besar akhir-akhir ini," katanya.

"Dia tidak memiliki sikap konstruktif. Kami tidak melihatnya berbicara delapan tahun lalu, ketika orang-orang di wilayah Donbass dianiaya oleh sayap kanan di Ukraina," kata Peskov.

Peskov mengatakan operasi militer Rusia di Ukraina diperlukan karena Ukraina telah menjadi "pusat anti-Rusia" sejak 2014.

Baca Juga: Padahal Bukan Pecaha Uni Soviet, Rusia Blak-Blakan, Sebut Negara Ini Akan Menjadi Target 'Tragedi Mengerikan' Berikutnya, Jika Sampai Bergabung dengan NATO

Dia mengatakan militer Rusia akan terus bekerja untuk mencapai tujuan menguasai penuh kota Mariupol.

"Mariupol akan sepenuhnya dibebaskan, sebagai bagian dari negara separatis Donetsk dan Lugansk yang diakui Rusia," tambahnya.

Peskov mengatakan militer Rusia "mendukung mereka yang menderita di Ukraina selama delapan tahun terakhir".

Ditanya berapa banyak warga sipil yang tewas sejak operasi militer dimulai, Peskov mengatakan dia tidak mau menjawab karena jumlahnya perlu "dikonfirmasi ganda".

Juru bicara Kremlin juga menyebutkan bahwa Finlandia ingin bergabung dengan NATO.

Jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, maka Rusia harus "menyeimbangkan kembali situasi" dengan tindakannya sendiri.

"Kita perlu memastikan bahwa wilayah barat Rusia diamankan," kata Peskov.

Tetapi mengakui bahwa dia tidak menganggap masuknya Finlandia atau Swedia ke NATO sebagai masalah 'ancaman vital' Rusia.

Artikel Terkait