Find Us On Social Media :

Kegilaan China Lagi-lagi Terbongkar, Dibocorkan Media Barat Tahanan di China yang Masih Hidup Diam-diam Dipanen Organnya Digunakan untuk Tujuan Tak Manusiawi Ini

By May N, Rabu, 6 April 2022 | 15:40 WIB

Transplantasi organ di China

Intisari - Online.com - China dituduh telah memanen organ-organ manusia dari tahanan mereka hidup-hidup, menurut penelitian baru yang mengerikan.

Universitas Nasional Australia melakukan penelitian terhadap ribuan kertas medis dari China yang membeberkan operasi pemanenan organ di China yang tertutup.

China adalah salah satu negara yang memiliki daftar tunggu pendek untuk transplantasi organ meskipun jumlah pendonor organ yang datang secara sukarela terhitung rendah.

Melansir Express, daftar tunggu transplantasi organ untuk negara-negara seperti Inggris dan AS sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun, sementara daftar tunggu di China hanya dalam hitungan minggu saja.

Di China, sangat legal untuk memanen organ dari tahanan yang dieksekusi dan telah dilakukan sejak 1984.

Namun kini aktivis HAM telah menyuarakan kekhawatiran mengenai operasi ini pada tahanan yang masih hidup.

Di bawah undang-undang 1984, tahanan yang akan dieksekusi harus memberikan persetujuan sebelumnya untuk donasi organ atau organ dapat dipanen jika tidak ada yang mengklaim jasadnya.

Namun di tahun 2019, sebuah pengadilan internasional menyimpulkan China telah mentransplantasi organ dari tahanan dengan paksaan, yang kemudian disangkal oleh China.

Mathew Robertson dari Universitas menyimpulkan sangat mungkin bahwa beberapa tahanan di China dioperasi saat masih hidup dan mayoritas dari mereka berasal dari kelompok politik yang terpinggirkan.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa bukti dari penelitian Australia "menceritakan kisah mengerikan tentang pembunuhan dan mutilasi di China" dan bahwa cerita itu "hampir terlalu mengerikan untuk dipercaya".

Laporan yang diterbitkan dalam American Journal of Transplantation bertujuan untuk menentukan apakah tahanan diklasifikasikan sebagai 'mati otak' sebelum operasi untuk mengambil organ mereka dimulai.

Robertson menulis: "Kekhawatiran kami adalah apakah ahli bedah transplantasi menetapkan terlebih dahulu bahwa para tahanan sudah mati sebelum mendapatkan jantung dan paru-paru mereka."