Bikin Mabuk dan Culik Suaminya Sendiri, Inilah Ratu Jiangshi, Dipuji Sebagai Wanita Paling Berbudi Luhur, Karena Lahirkan Raja China Kuno yang Sukses

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.comRatu Jiangshi merupakan salah satu wanita paling berbudi luhur di China Kuno.

Dia dipuji sebagai pembuat raja yang sukses dan karena dia mengambil tindakan tegas.

Ketika suaminya Chong’er, seorang pangeran yang diasingkan, enggan untuk merebut kembali takhtanya yang sah, Ratu Jiangshi mengambil tindakan tegas sebagai gantinya.

Dia berusaha menculik suaminya dan dibawa ke kerajaan Jin dan diangkat menjadi raja, dan upaya ini mendorong suaminya untuk bertindak menjadi salah satu penguasa terbesar Jin.

Maka banyak penyair dan sejarawan yang memuji Jiangshi atas tindakannya, karena jika bukan karena dia, Raja Chong’er tidak akan pernah tahu potensinya untuk memerintah.

Tidak hanya itu, Kerajaan Jin pun akna kehilangan penguasa besar yang bakalan menjadikan negara yang kuat di China selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur.

Ratu Jiangshi hidup selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang berlangsung dari 771 hingga 476 SM.

Selama era ini, negara-negara China memisahkan diri dari dinasti Zhou yang lumpuh dan membentuk dinasti mereka sendiri.

Pada periode ini, Qin, Qi, dan Chu adalah pusat kekuatan China, Jin menjadi salah satu kekuatan teratas China, tetapi membutuhkan bimbingan dari Ratu Jiangshi agar bisa sampai ke sana.

Bagaimana Ratu Jiangshi dapat membuat Jin menjadi negara yang berkuasa?

Ratu Jiangshi sebenarnya adalah putri raja Qi, yang lahir sektiar tahun 658 SM, di ibu kota Qi (di suatu tempat di timur laut kota modern Zibo di Provinsi Shandong).

Dia dikenal sangat pintar dan dididik dengan klasik.

Ayahnya menikahkannya dengan Chong’er, seorang pangeran dari Jin yang datang ke Qi untuk mencari perlindungan.

Sementara ibu tirinya, Putri Liji dari Li Rong, menjebak Pangeran Chong’er dan salah satu saudaranya karena dituduh merencanakan pemberontakan melawan ayahnya, Adipati Jin.

Karena yakin akan pengkhianatan putranya, Adipati Jin pun memerintahkan mereka dieksekusi.

Namun, Pangeran Chong’er dan saudaranya melarikandiri dari negara Jin, dan tiba di Qi, tempatnya tinggal selama sembilan belas tahun dalam pengasingannya itu.

Pangeran Chong’er tidak memiliki ambisi untuk berkuasa, dia hanya menginginkan kehidupan yang damai dan mudah di Qi.

Namun, istrinya, Putri Jiangshi, tidak puas dengan posisi suaminya saat itu, dia ambisius dan menginginkan agar suaminya menjadi penguasa Jin.

Kesempatannya datang ketika seorang pelayan memberi tahu dia bahwa pengikut Pangeran Chong’er berencana meninggalkan Qi dan membawanya kembali ke kerajaanJin.

Putri Jiangshi tidak mau melewatkan kesempatan suaminya untuk menjadi raja dan mendesak Pangeran Chong’er untuk bertindak.

Putri Jiangshi membujuk suaminya untuk meninggalkan Qi secepatnya agar bisa naik takhta di kerajaan Jin, dan mengatakan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk pindah karena Jin dalam keadaan kacau balau sejak kematian ayahnya.

Pangeran Chong’er berusia enam puluhan, dan dia akan memerintah kerajaan yang tidak stabil, sementara dia puas menghabiskan sisa hari-harinya di Qi karena hidupnya telah stabil dan tenang.

Putri Jiangshi merasa frustasi karena keengganan suaminya, maka dia berencana membuat suaminya mabuk dan menculiknya, lalu dibawa ke Jin dan diangkat menjadi raja.

Putri Jiangshi bersekongkol dengan teman Pangeran Chong’er, Jiufan, membuatnya mabuk, lalu Jiufan memasukkannya ke dalam gerobak dan menuju Jin.

Ketika Pangeran Chong’er sadar kembali, dia marah dan mengusir Jiufan, namun dia menyadari bahwa sia-sia saja dia menyatakan keengganannya.

Maka, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Jin dan merebut kembali warisannya yang sah.

Dengan bantuan Adipati Mu dari Qin, yang memberinya bantuan militer, Pangeran Chong’er pun naik takhta kerajaan Jin.

Raja Chong’er kemudian mengirim Jiangshi untuk datang ke negara Jin, namun dia tidak dinyatakan sebagai istri utamanya, tetapi malah menjadikannya sebagai ratu kelima dari sembilan ratunya.

Tetapi Ratu Jiangshi tidak membenci statusnya, ini membuat sastra China memuji kerendahan hatinya dalam menerima posisinya sebagai ratu kelima di harem Raja Chong’er.

Sepanjang masa pemerintahannya, Raja Chong’er membuat aliansi dengan raja-raja setempat lainnya di Jin dan menjanjikan mereka perlindungannya.

Raja Chong’er pun berhasil menjadikan Jin sebagai salah satu kekuatan teratas selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur.

Dan apa yang dilakukan oleh Ratu Jiangshi itu dipuji di seluruh literatur China.

Dia termasuk dalam bagian ‘Biografi Orang Berbudi Luhur dan Bijaksana’ dalam Biografi Wanita Terkemuka, yang digambarkan sebagai Ratu yang ‘adil dan jujur’ dan ‘telah mendesak suaminya untuk bertindak.’

Baca Juga: Dianggap Sebagai Pahlawan dalam Sejarah China Kuno, Inilah Janda Permaisuri Wang Zhengjun, Penyebab Jatuhnya Dinasti Han Barat, ‘Perang’ Lawan Keponakannya Sendiri yang Inginkan Takhtanya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait