Berkedok Kendaraan Medis, Rusia Khawatir Dikadali Barat Diam-Diam Gelonggong Senjata ke Ukraina, Padahal Rusia Mau Jamin Keamanan Ukraina Jika Syarat Ini Dipenuhi

Afif Khoirul M

Penulis

Penampakan Rudal Javelin yang diangkut dengan pesawat militer AS.

Intisari-online.com - Dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 29 Maret.

Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia menyatakan keraguan bahwa kendaraan berlambang PBB, OSCE atau kendaraan medis.

Digunakan untuk mengangkut senjata Barat ke Amerika Serikat, Ukraina

Nebenzia mengatakan Rusia meminta penjelasan mengapa konvoi PBB dengan plat nomor diplomatik digunakan di medan perang dekat kota Kharkiv di Ukraina.

Rusia juga menerima informasi tentang "pasukan ekstremis" yang menggunakan kendaraan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).

"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan menggunakan kendaraan organisasi-organisasi ini, atau kendaraan yang membawa simbol medis, untuk mengimpor senjata, yang telah dijanjikan oleh Barat dengan murah hati ke Kiev," kata Nebenzya.

Nebenzia menegaskan bahwa Rusia secara ketat mematuhi tanggung jawab internasionalnya dan akan menjamin keamanan tentara Ukraina yang memilih untuk menyerah.

Melansir 24h.com.vn, Kamis (31/3/22) Pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang dampak krisis terhadap ketahanan pangan global.

Baca Juga: Padahal yang Dihancurkan Ukraina, Tapi Seisi Eropa Diperkirakan Akan Kena Bencana Nuklir Mirip Tahun 1986 Ini, Walau Rusia Tak Gunakan Senjata Nuklirnya, Kok Bisa ?

Baca Juga: Bukan Anggota NATO, Langit Swedia Tiba-tiba Dihampiri Jet Rusia yang Diduga Bersenjata Nuklir, Ada Apa?

Duta Besar Rusia mengatakan bahwa sanksi Barat sepihak terhadap Rusia yang menyebabkan krisis ekonomi global skala sejarah.

"Penyebab ancaman terhadap pasar pangan dunia bukanlah tindakan Rusia, tetapi sanksi Barat yang tak terkendali terhadap Rusia tanpa memikirkan negara-negara belahan bumi selatan," katanya.

"Upaya untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi, finansial, dan logistik dari saluran kerja sama yang sudah berlangsung lama menyebabkan krisis ekonomi skala bersejarah," tambahnya.

"Jelas bahwa hanya pengabaian sanksi ilegal sepihak yang dapat mengurangi ketegangan di industri transportasi, logistik dan keuangan, untuk memastikan rantai pasokan yang tidak terputus, untuk menstabilkan pasar, pasar pertanian dan makanan," kata kantor berita Tass mengutip Duta Besar Nebenzia.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan bahwa operasi militer Rusia di Ukraina menyebabkan krisis pangan yang serius di Ukraina.

Mengarah ke "krisis pangan global" Sherman menuduh Rusia menghalangi ekspor gandum Ukraina, CNN melaporkan.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa hingga 13 juta orang di seluruh dunia dapat didorong ke dalam kerawanan pangan karena krisis di Ukraina.

Baik Ukraina maupun Rusia adalah negara penghasil pertanian utama.

Sekitar 30% tepung, 20% jagung, dan 75% minyak bunga matahari yang dipasok ke dunia berasal dari wilayah Laut Hitam.

Artikel Terkait