Penulis
Intisari-online.com - Sebelumnya sempat ada kabar bahwa Rusia sedang mencari bntuan militer ke China.
Tak hanya itu, rumor pun berkembang ketika disebut China juga mengirimkan militernya ke perbatasaRusia, menurut sebuah kabar terbaru.
Namun, dengan cepat China memberi tahu fakta sebenarnya soal kabar tersebut.
China telah mengklaim bahwa foto konvoi militer China yang membawa senjata bergerak ke perbatasan dengan Rusia dan China, yang sebelumnya berjanji untuk melindungi Ukraina dari serangan nuklir, adalah berita palsu.
Pada 18 Maret, Administrasi Keamanan Siber China (CAC) mengumumkan bahwa ada banyak berita palsu online dengan konten yang mendistorsi pandangan Beijing tentang konflik di Ukraina.
Sebuah foto yang menunjukkan konvoi militer yang sarat dengan senjata China bergerak sepanjang malam beredar di Twitter.
Menimbulkan spekulasi bahwa China memberikan dukungan militer kepada Rusia dalam konflik di Ukraina, CAC mengatakan bahwa itu adalah foto lama, diambil pada Mei 2021.
Sebuah tweet mengatakan bahwa foto 200-300 kendaraan militer China bergerak menuju perbatasan Rusia diambil oleh seorang pengemudi lokal pada 14 Maret di provinsi Heilongjiang, dekat Suifenhe, sebuah kota dekat perbatasan dengan Rusia.
CAC mengatakan bahwa foto asli adalah yang diambil oleh militer China saat melakukan pelatihan transportasi semalam di wilayah barat provinsi Xinjiang tahun lalu, dan diterbitkan di surat kabar harian militer pada 10 Oktober.
Pada Mei 2021 CAC mengkonfirmasi bahwa foto asli telah dipotong di bagian atas agar terlihat seperti foto amatir.
Sebelumnya, media AS mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa Rusia telah meminta bantuan militer China, termasuk memasok drone.
Baik pemerintah China dan Rusia telah membantah informasi ini.
Anggota Politbiro China Yang Jiechi bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan awal pekan ini di Roma.
Sebelum pertemuan, Sullivan mengatakan ada kekhawatiran tentang dukungan China untuk Rusia.
"Seperti yang ditekankan Yang, China dengan tegas menentang tindakan menyebarkan berita palsu untuk mendistorsi dan menodai pandangan China," kata CAC.
"Pers Barat jelas berpihak dan menyebarkan informasi selektif tentang masalah ini dengan banyak kebohongan," kata CAC dalam sebuah pernyataan.
CAC juga menekankan bahwa informasi yang beredar luas yang dijanjikan oleh pemerintah China pada tahun 2013 untuk "membela Ukraina" juga merupakan berita palsu.
CAC mengatakan bahwa janji yang dibuat selama denuklirisasi Ukraina pada 2013 hanyalah pengulangan prinsip China untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu.
"China tidak pernah berkomitmen untuk menggunakan senjata nuklir atas nama Ukraina, tidak pernah menjanjikan 'payung nuklir' untuk Ukraina," kata CAC dalam sebuah pernyataan.
Badan tersebut menuduh pers Barat mendapat manfaat dari menggambarkan China sebagai perantara yang tidak dapat diandalkan, karena Beijing menolak untuk ikut campur dalam urusan kedaulatan negara lain.
Selama pertemuan dengan gubernur provinsi Lviv Maxim Kozytsky awal pekan ini, Duta Besar China untuk Ukraina Fan Xianrong mengatakan bahwa China tidak akan pernah menyerang Ukraina, akan menjadi teman baik Ukraina secara ekonomi dan politik.