Find Us On Social Media :

AS Kebingungan, Gara-Gara Rusia Kena Sanksi Barat Dipredisi Dunia Akan Kekurangan Minyak, Amerika Serikat Sampai Mendekati Negara Miskin Ini Untuk Dijadikan Rusia Berikutnya!

By Afif Khoirul M, Rabu, 9 Maret 2022 | 13:24 WIB

(ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina - Minyak goreng langka

"Venezuela tidak dapat berkontribusi banyak, karena industri minyak dan gas telah hancur," José Toro Hardy, seorang ekonom Venezuela terkemuka, mengatakan kepada Forbes.

Menurut data pakar ini, dibutuhkan investasi sekitar 250 miliar USD dan butuh 7-8 tahun untuk mengembalikan industri migas seperti semula, yang mencapai puncaknya 3,5 juta barel per hari pada 1998.

Presiden Maduro mengklaim bahwa negaranya memproduksi sekitar 1 juta barel minyak mentah per hari, tetapi laporan OPEC menunjukkan bahwa produksi Venezuela pada Januari hanya sekitar 668.000 barel.

Pada Desember 2018, tidak lama sebelum pemerintahan mantan Presiden Donald Trump melarang impor minyak untuk menghukum pemerintah Maduro, AS mengimpor sekitar 200.000 barel per hari dari Venezuela.

Oleh karena itu, Gedung Putih membutuhkan solusi jangka pendek lain untuk menurunkan harga minyak dalam waktu dekat, untuk menggantikan 245.000 barel minyak mentah per hari yang dibelinya dari Rusia setelah larangan itu diberlakukan.

Sumber lain yang juga bisa menutupi kekurangan dari Rusia adalah Iran.

Baca Juga: Warganya Bisa Berhenti Masak, Negara Ini Diprediksi Bakal Jauh Lebih Sengsara dari Indonesia Jika Harga Minyak Goreng Melesat Usai Rusia Serang Ukraina, Ini Pemicunya!

Baca Juga: 3 Resep Obat Mudah dan Murah untuk Mengatasi Ambeien, Campur Kunyit dengan Bahan-bahan Ini

Namun, upaya untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Teheran menghadapi kendala.

Pada 8 Maret, Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan bahwa Iran sedang berusaha meningkatkan kondisi untuk dapat menyetujui kesepakatan itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya mengatakan bahwa Moskow tetap berkomitmen untuk menyelamatkan kesepakatan dengan Iran.

Meskipun Rusia menginginkan jaminan tertulis bahwa sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia atas operasi di Ukraina tidak akan mempengaruhi perjanjian di masa depan antara Rusia dan Iran.

Nuland mengatakan "tidak" ketika ditanya selama dengar pendapat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS apakah pemerintah akan memastikan Rusia dapat bertukar perdagangan, investasi, dan kerja sama militer dengan Iran tanpa sanksi.

Namun, Menteri Luar Negeri Blinken menekankan bahwa kesepakatan nuklir Iran dan masalah Ukraina sama sekali berbeda.