Find Us On Social Media :

Rusia-Ukraina Sudah Negosiasi,Tapi Mengapa Rudal Rusia Masih Terus Menghantam Ukraina, Benarkah Tak Ada Kesepakatan yang Dibuat?

By Afif Khoirul M, Rabu, 2 Maret 2022 | 07:45 WIB

Ledakan sudah terjadi di Ukraina dilakukan oleh militer Rusia.

Intisari-online.com - Pada 28 Februari, pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman di kota Kharkiv dan beberapa ledakan keras terdengar di pusat ibukota Kiev, saat pembicaraan Rusia-Ukraina berakhir.

Serangan itu terjadi saat Rusia semakin menjadi sasaran serangkaian sanksi oleh banyak negara di dunia.

Terutama negara-negara Barat, sejak melakukan operasi militer khusus di Timur Ukraina pekan lalu.

Pertempuran meningkat di Ukraina selama beberapa hari terakhir di beberapa kota strategis.

Menurut video di media sosial, beberapa roket terlihat meledak dekat satu sama lain di daerah perumahan di lingkungan Saltivka, dekat supermarket di timur laut Kharkiv, yang sering menjadi sasaran militer Rusia.

Sebuah pemboman di kota Kharkiv pada 28 Februari menewaskan seorang wanita dan melukai 31 lainnya.

Sehingga jumlah korban tewas di kota itu menjadi sembilan dalam beberapa hari terakhir, menurut dewan kota, di antara korban tewas adalah tiga anak.

Walikota Ihor Terekhov mengatakan di akun Telegramnya, "Kami mengalami hari yang sangat sulit hari ini."

Baca Juga: Ramai Risiko Perang Nuklir Bisa Terjadi Antara Rusia-Ukraina, Terkuak Ternyata Selama Ini Rusia Baru Gunakan Senjata Militer 'Ringan' Ini, Tapi Sudah Bikin Seisi Dunia Panik

Baca Juga: Hanya Gara-gara Satu Kata yang Hilang Ini, Pakar Pertahanan Australia Nekat Sebut Pernyataan Jokowi Terkait Konflik Rusia-Ukraina Sebagai Hal Dungu

Sementara itu, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova menggambarkan situasi di Kharkiv sebagai "neraka" dan membagikan video di Facebook yang menunjukkan rudal itu mengenai jendela dapur dan melukai seorang wanita, yang kemudian meninggal, meninggal di rumah sakit.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa menangkap Kharkiv "tetap menjadi tujuan" bagi Rusia dan "mereka terus mencoba untuk bergerak maju" ke kota Mariupol di Ukraina selatan.