Kemarahan Putin Makin Meluas, Presiden Rusia itu Bersumpah Bakal Lawan Finlandia dan Swedia Jika NATO Izinkan Kedua Negara Bergabung

Tatik Ariyani

Penulis

Presiden Rusia Vladimir Putin

Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam NATO dengan "konsekuensi militer", jika mengizinkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut.

Finlandia dan Swedia saat ini bukan anggota aliansi militer NATO dan lebih memilih untuk tetap netral.

Meski demikian,keduanya adalah bagian dari program Kemitraan untuk Perdamaian NATO.

Namun, keputusan pemimpin Rusia untuk menyerang Ukraina mungkin telah memusatkan pikiran dan membuka kembali perdebatan tentang keanggotaan kedua negara tersebut di masa depan, melansir Daily Express, Minggu (27/2/2022).

Pekan lalu, Perdana menteri Swedia dan Finlandia diundang untuk menghadiri pertemuan darurat dengan para pemimpin NATO untuk membahas perang di Ukraina.

Partisipasi mereka memicu peringatan cepat dan mengerikan dari Kremlin.

Maria Zakharova, juru bicara urusan luar negeri Rusia, mengatakan: "Semua anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, termasuk Finlandia dan Swedia, telah menegaskan kembali prinsip bahwa keamanan satu negara tidak dapat dibangun dengan mengorbankan keamanan lainnya".

Dia menambahkan: “Jelas, aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, yang terutama merupakan aliansi militer seperti yang Anda pahami, akan memiliki konsekuensi militer dan politik yang serius, yang akan mengharuskan negara kita untuk membuat langkah-langkah tanggapan.”

Baca Juga: Pantas Saja Tak Ada Negara Barat Manapun yang Berani Mengusik Invasi Rusia ke Ukraina, Ternyata Ini Konsekuensi Mengerikan yang Akan Diberikan Rusia Jika Ada Negara yang Ikut Campur

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Mengapa Setelah Pengakuan Kemerdekaan Dua Wilayah Ukraina Ini Jadi Pemicu Serangan Rusia ke Ukraina dan Beginilah Nasib Bahasa Ukraina di Era Soviet, Hanya Jadi Karikatur

Pejabat NATO telah membantah bahwa ada diskusi tentang keanggotaan masa depan untuk Finlandia dan Swedia.

Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO, mengatakan bahwa diskusi difokuskan hanya pada rencana untuk memperkuat pertahanan negara-negara anggota dari serangan Rusia di masa depan.

Ada juga pembicaraan tentang bagaimana memberikan bantuan ke Ukraina, saat invasi Rusia berlangsung.

Sanna Marin, perdana menteri Finlandia, tidak pernah menjadi pendukung kuat untuk bergabung dengan NATO.

Sebelumnya pada bulan Januari, dia mengatakan negaranya tidak berencana untuk bergabung dengan aliansi militer dalam waktu dekat.

Namun, perdana menteri Finlandia tersebut tampaknya telah berubah pikiran setelah serangan Rusia yang tidak beralasan terhadap tetangga baratnya, Ukraina.

Dia mengatakan kepada media penyiaran nasional Yle pekan lalu: "Finlandia siap untuk mengajukan keanggotaan NATO jika masalah keamanan nasional menjadi akut."

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa keputusan Putin untuk menyerang Ukraina telah memperkuat NATO dan mendorong negara-negara lain untuk mempertimbangkan keanggotaan.

Baca Juga: Tak Heran Rusia Tak Peduli Walau Diberi Sanksi Seisi Bumi, Ternyata China Datang Bak Malaikat Penolong Bagi Rusia Berikan Bantuan Ini Untuk Melawan Sanksi Barat

Baca Juga: Pantas Saja Tak Ada Negara Barat Manapun yang Berani Mengusik Invasi Rusia ke Ukraina, Ternyata Ini Konsekuensi Mengerikan yang Akan Diberikan Rusia Jika Ada Negara yang Ikut Campur

Dalam sebuah wawancara dengan influencer media sosial Brian Tyler Cohen, dia menjelaskan: "Tidak hanya NATO lebih bersatu, lihat apa yang terjadi di Finlandia, lihat apa yang terjadi di Swedia, lihat apa yang terjadi di negara lain.

"Maksudku, dia menghasilkan efek sebaliknya yang dia inginkan."

Dia menambahkan: "Yang saya tahu adalah kita harus tetap berada di jalur dengan sekutu kita yang lain."

Baca Juga: Latar Belakang Lahirnya Supersemar Adalah Seperti Penjelasan Berikut Ini

Baca Juga: Peruntungan Pasaran Jawa Hari Ini 27 Februari 2022 Weton Minggu Wage

Artikel Terkait